Yogyakarta (ANTARA News) - Perusahaan cenderung mengabaikan modal sosial karyawan, padahal modal sosial dalam individu itu ikut mempengaruhi adanya keadilan keorganisasian, kata peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Heru Kurnianto Tjahjono.

"Keadilan keorganisasian akan mempengaruhi komitmen maupun kepuasan karyawan terhadap perusahaan," katanya saat memaparkan penelitiannya tentang pengaruh keadilan keorganisasian pada komitmen dan kepuasan dengan mempertimbangkan modal sosial, di Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan, kehadiran variabel psikologis modal sosial penting untuk menjelaskan pengaruh keadilan keorganisasian pada dua jenis hasil keluaran berupa sikap dan reaksi karyawan. asil keluaran itu adalah hasil personal yang berupa kepuasan karyawan dan keorganisasian yang berupa komitmen keorganisasian.

"Ada beberapa alasan penting berkaitan dengan psikologis modal sosial, di antaranya keterbatasan informasi dalam menilai kebijakan organisasi yang menyangkut hak dan kewajiban karyawan," katanya.

Kondisi itu, menurut dia, akan mendorong karyawan melakukan penilaian subjektif. Dalam konteks tersebut modal sosial merupakan variabel psikologis yang dapat berperan penting menjelaskan penilaian subjektif karyawan.

Ia mengatakan, karyawan yang memiliki modal sosial tinggi dan rendah akan memiliki kecenderungan yang berbeda. Karyawan dengan modal sosial tinggi senang mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi sehingga akan membedakan bagaimana karyawan tersebut bersikap dan berperilaku.

"Selain itu, prinsip keadilan yang digunakan individu juga akan berbeda antara mereka yang memiliki modal sosial tinggi dan rendah," kata dosen Magister Manajemen UMY itu.

Menurut dia, individu yang memiliki modal sosial tinggi cenderung akan membangun hubungan baik dengan orang lain. Individu itu mudah memiliki rasa percaya kepada orang lain, tetapi individu bermodal sosial rendah cenderung tidak mudah percaya pada orang lain.

"Individu yang memiliki modal sosial rendah ketika merasakan ketidakadilan menimpanya bisa beralih ke perusahaan lain, sedangkan jika ketidakadilan terjadi pada individu yang memiliki modal sosial tinggi, belum tentu dia akan meninggalkan perusahaan," katanya

(U.B015/R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010