Lebak (ANTARA News) - Keluarga Jaja (47) alias Pura Sudarma alias Yusuf Umar pelaku terorisme yang tertembak mati oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 di Aceh Besar Jumat (12/30) lalu masih menunggu kepastian hasil tes asam inti tubuh (deoxyribonucleic acid - DNA).

"Kami hingga kini belum bisa memakamkan Jaja karena belum ada kepastian hasil tes DNA," kata Bambang Sencaki, salah seorang utusan keluarga di Desa Sajira Barat, Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Selasa.

Bambang mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan jenazah yang berada di Rumah Sakit Polri Jakarta Timur, apakah Jaja warga Sajira Barat Kecamatan Sajira, Kabupaten Leba.

Karena itu, untuk memastikan jenazah itu Jaja maka pihak keluarga terdiri dari kakak, adik dan anak telah pergi ke Jakarta, Senin (15/3) diambil darah guna keperluan pencocokan melalui tes DNA.

Saat ini, kata dia, pihak rumah sakit belum memberikan laporan hasil tes DNA tersebut.

Kemungkinan pihak rumah sakit akan memberikan keterangan Rabu (17/3).

"Jika jenazah itu dipastikan Jaja tentu kami bersedia untuk memakamkan di kampung halamannya," katanya.

Selama ini, kata dia, keluarga hanya mengetahui pelaku terorisme yang mati di Aceh Besar bernama Jaja yang disebut-sebut pimpinan wilayah Banten melalui media televisi dan media cetak.

Dia menyatakan jika itu benar jasad Jaja tentu keluarga hanya pasrah dan ikhlas karena semua manusia juga akan meninggal dunia.

"Saya berharap hasil tes DNA itu bisa secepatnya dapat dipastikan oleh keluarga," katanya.

Sementara itu, suasana kediaman Jaja di Desa Sajira Barat, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, tampak sepi dan hanya beberapa anggota keluarga saja.

"Saya kira keluarga syok mendengar kematian anggota keluarganya itu," kata Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, Dade di Desa Sajira Barat, Kecamatan Sajira, Kabupatenj Lebak.
(T.ANT/P003)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010