Ambon (ANTARA News) - Salah satu tantangan terberat dunia saat ini adalah perubahan cuaca, kata Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.

"Mungkin itu dianggap sebagai satu hal yang sangat remeh. Tetapi sebenarnya perubahan itu sedang terjadi dan kalau tidak dicoba untuk diminimalkan, maka yang akan dirugikan adalah penduduk dunia, karena akibat perubahan cuaca persediaan pangan dunia termasuk di Indonesia berkurang," katanya pada pembukaan Konferensi Daerah (Konferda) III PDI Perjuangan Provinsi Maluku di Ambon, Rabu.

Megawati mengatakan, begitu banyak bencana alam maupun kencana sosial yang terjadi saat ini. Misalnya tsunami di aceh, banjir di mana-mana, kelaparan karena gagal panen dan lainnya yang diakibatkan perubahan cuaca sehingga pemerintah pusat maupun daerah telah memasukkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana ke dalam program kerja mereka.

"Sebenarnya pemerintah sudah mulai memasukkan hal-hal tersebut ke dalam program-program yang disosialisasikan kepada rakyat. Dengan demikian rakyat dapat menyadari bahwa bumi kita saat ini tidak lagi seperti dulu," katanya.

Dikatakannya, akibat pemanasan global, es di kutub utara mencair sehingga banyak daerah mengalami banjir atau bahkan pulau tenggelam, sehingga masyarakat diharapkan dapat mengembangkan dirinya untuk mengatasi kekurangan makanan akibat perubahan cuaca tersebut.

"Saya kira masyarakat perlu disadarkan dan Maluku harus mengembangkan dirinya agar mendapatkan makanan bukan hanya sagu dan beras tetapi juga lainnya. Jadi kita bangkitkan katahanan pangan," ujarnya.

Dia juga mengatakan, saat ini Indonesia telah memasuki pasar bebas China - ASEAN atau yang dikenal CAFTA (China - ASEAN Free Trade Agreement) sehingga masyarakatnya harus mempersiapkan diri secara baik.

"Bayangkan kalau hal ini tidak kita lihat dengan baik. Barang-barang mereka (China dan negara ASEAN lainnya, red) masuk ke Indonesia dan barang-barang kita tidak bisa ke sana. Akibatnya pola perdagangan menjadi tidak seimbang dan tentunya kitalah yang dirugikan," katanya.(ANT/A038)

Pewarta: handr
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010