Miranshah (ANTARA News/Reuters) - Dua serangan rudal yang dilakukan oleh pesawat tak berawak AS menewaskan sedikitnya sembilan gerilyawan di Waziristan Utara, Pakistan, Rabu, kata sejumlah pejabat dan penduduk.

Serangan pertama yang melibatkan lima rudal ditujukan pada sebuah bangunan dan sebuah kendaraan di desa Mazoni, sekitar 10 kilometer sebelah barat Miranshah, kota utama di Waziristan Utara.

Dalam serangan kedua, dua rudal ditembakkan ke daerah Datta Kheil, 40 kilometer sebelah barat Miranshah.

"Sembilan militan, delapan diantaranya warga asing, tewas," kata seorang pejabat intelijen, dengan menambahkan bahwa kewarganegaraan orang-orang asing itu belum bisa dipastikan.

Para pejabat AS mengatakan, pesawat-pesawat tak berawak itu merupakan senjata efektif untuk menyerang militan. Serangan-serangan itu telah menewaskan sejumlah tokoh senior Taliban dan Al-Qaeda.

Namun, serangan-serangan itu juga telah menimbulkan amarah di Pakistan yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana sebelumnya sudah ada sentimen anti-Amerika.

Di tempat lain, sekelompok militan menyerang sebuah pos pemeriksaan keamanan pada Rabu pagi di daerah pinggiran Peshawar, ibukota Provinsi Perbatasan Baratlaut, menewaskan tiga prajurit paramiliter dan dua polisi, kata seorang polisi.

Sementara itu di kota Pattan, Pakistan utara, pasukan keamanan menyerbu sebuah tempat persembunyian militan, menewaskan lima militan Pakistan, termasuk tiga orang yang diburu dalam sejumlah serangan, kata beberapa perwira militer dan pejabat pemerintah.

Pesawat tak berawak AS secara rutin menyerang komandan-komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, yang dianggap oleh Washington sebagai markas global Al-Qaeda.

Serangan pesawat tak berawak AS di Miranshah pada Februari menewaskan Mohammed Haqqani, seorang saudara dari panglima perang kelompok terkait Al-Qaeda, Sirajuddin Haqqani, yang jaringannya memerangi pasukan AS dan Barat di Afghanistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan serangkaian serangan di kawasan suku baratlaut Pakistan pada Januari, sebagian besar terpusat di daerah sekitar Miranshah.

Pada 2 Februari, serangan rudal oleh pesawat tak berawak AS terhadap sebuah markas gerilyawan di Waziristan Utara menewaskan sedikitnya 16 militan, namun sejak itu ada masa tenang dalam serangan udara semacam itu.

Pemerintah Pakistan terang-terangan mengecam serangan AS tersebut dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas kedaulatan negara itu. Namun, para analis mengatakan bahwa Islamabad memberikan persetujuan diam-diam bagi serangan yang dilakukan oleh negara sekutunya itu.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (M014/K004)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010