Bandarlampung (ANTARA News) - Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia (IMAKIPSI) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menggelar aksi simpatik di pusat Kota Bandarlampung, menuntut transparansi pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

"Kami menuntut semua pihak harus jujur dalam melaksanakan proses tersebut, untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik," kata Presiden BEM FKIP Unila, Median Agus, di Bandarlampung, Rabu.

Selain menuntut kejujuran dalam pelaksanaan UN, aksi yang dilakukan pada Rabu petang itu, juga menuntut pemerintah mengakhiri sistem Ujian Nasional yang terkesan instan.

Massa yang mengawali aksi mereka dengan melakukan "long march" juga berharap, sistem UN instan tersebut hanya dilaksanakan terakhir pada tahun 2010.

Menurut Median, sistem UN yang diterapkan pemerintah selama ini dianggap tidak sesuai dengan misi pendidikan, karena hanya mengutamakan kuantitas nilai dan kelulusan, dibandingkan kualitas lulusan.

"Kebijakan pemerintah terkesan dipaksakan,yang mengakibatkan semua pihak melaksanakan segala cara untuk menghadapi sistem yang tidak siap itu," kata dia.

Median menambahkan, sistem yang ada sekarang justru membuat siswa mengalami depresi dalam menghadapi UN, akibat tidak lulus karena terlalu tingginya standar nilai yang diterapkan sistem tersebut.

Aksi tersebut dengan menyusuri Jalan Raden Intan, salah satu jalan protokol di Bandarlampung, dan menyebabkan kemacetan di sepanjang jalur tersebut, karena aksi dilakukan pada saat jam pulang kerja, yang ramai lalu lintas.

Selain meneriakkan tuntutan mereka, massa juga membagikan selebaran kepada semua pengemudi yang lewat, untuk meminta dukungan dari seluruh masyarakat atas pernyataan sikap tersebut. (AH*T013/K004)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010