Padang (ANTARA News) - Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) di kaki gunung Merapi direncanakan dikembangkan untuk kawasan agrowisata karena memiliki prospek cukup menjanjikan.

"Kita sudah mulai beri pemahaman secara bertahap terhadap petani yang berada di kaki Merapi, tapi spesifik tanaman yang dikembangkan akan disesuaikan dengan keinginan petani setempat," kata Kepala Seksi Wilayah II Batusangkar pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Chandra Putra di Padang, Rabu.

Menurut Chandra, pengembangan agrowisata di Tanah Datar yang merupakan kawasan jalur pendakian gunung Merapi punya prospek, tetapi selama ini masyarakat belum memanfaatkan peluang itu.

Saat musim libur dan pergantian tahun, kawasan itu selalu dipadati masyarakat yang punya hoby mendaki ke puncak gunung. Jika ada kawasan agrowisata yang dikembangkan disana, tentu ke depan akan menjadi daya tarik tersendiri untuk mengundang banyak pengunjung.

Oleh karenanya, kata Chandra, langkah awal dilakukan dengan membentuk kelembagaan atau organisasi yang permanen untuk mengelola merapi yang dinamakan Merapi Edventure Conservation (MEC).

Selama ini, kawasan ini masih dikelolah secara `liar`, meskipun ada pungutan retribusi tetapi belum ada kelembagaan yang parmanen dengan manajemen yang baik.

Kepungurusan MEC dilakukan dengan memberdayakan tokoh pemuda dan masyarakat setempat, sementara BKSDA Sumbar akan memfasilitasi dengan berpihak pemangku kepentingan, baik tingkat kabupaten maupun provinsi.

Upaya itu, katanya, sudah dimulai dan disampaikan ke Dinas Pariwisata. Dinas Kehutanan Tanah Datar sangat merespons positif rencana tersebut.

"Kita punya impian bila sudah ada organisasi yang mengelola potensi wisata petualangan di Merapi. Tujuan akhirnya adalah digelarnya festival Merapi setiap tahunnya," katanya.

Jika beragam event skala lokal, nasional, dan internasional bisa dipadukan dalam Festival Merapi, tentu daya jual akan lebih menjanjikan.

Menurut Chandra, impian itu bisa tercapai karena belajar dari pengalaman pengembangan festival Karakatau yang hingga gaung mencanegara. Karena itu, pengembangan agrowisata ini diharapkan mendapat dukungan semua pihak.

"Makanya kita merencanakan organisasi pengelolaan Merapi atau MEC mendapat legalitas dari Pemda setempat dan mereka bisa melakukan studi banding," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Bupati Tanah Datar, Aulizul Syuib, mengatakan sektor pendukung perekonomian Tanah Datar di masa mendatang adalah pariwisata karena potensinya cukup menjanjikan, baik alam, sejarah, maupun budaya.

Sementara sektor pertanian tak bisa diandalkan karena banyaknya lahan sawah petani yang berada di kawasan rawan bencana longsor, sehingga lama kelamaan berpotensi untuk runtuh, selain ada yang sering kekeringan.

"Kita juga sudah bangun gedung nasional berkapasitas 1500 orang sehingga bisa menampung berbagai event nasional dan internasional yang digelar di Sumbar," ujarnya. (SA/K004)

Pewarta: ferly
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010