Lebak (ANTARA News) - Jaja alias Pura Sudarma alias Yusuf Umar (47) tersangka teroris yang ditembak mati di Aceh Besar dimata warga Sajira Barat Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, dulu aktif dikarang taruna.

"Saya tidak menyangka dia menjadi tersangka teroris karena dulu dia aktif di kegaiatan karang taruna," kata Uki (45) warga Desa Sajira Barat, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Jumat.

Uki mengatakan, sejak tahun 1980-an Jaja di kampung halaman aktif diberbagai bidang di karang taruna bahkan dia menjadi ketuanya.

Selama menjabat ketua karang taruna banyak yang berhasil di bidang olahraga, usaha produk pertanian dan usaha jasa.

Keberhasilan tersebut tentu bisa menghasilkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat juga menyerap tenaga kerja.

Karena itu, dirinya sebagai tetangga tentu tidak masuk akal bila Jaja masuk jaringan teroris di Indonesia.

"Sepengetahuan saya dulu dia orangnya baik-baik dan tidak menunjukan sebagai orang yang keras," katanya.

Namun demikian, pihaknya sudah tidak mengetahui lagi kegiatan Jaja di luar kampung.

Menurut dia, Jaja pernah kembali ke Sajira Barat tahun 1994 sebagai direktur CV Sajira Multi Karya yang bergerak di bidang jasa ekspedisi.

Perusahaan Jaja, lanjut, berpusat di Bandung dan memiliki perwakilan di Surabaya dan Jakarta.

Untuk itu, warga tentu tidak menyangka Jaja terlibat dengan jaringan terorisme.

Bahkan, Jaja disebut-sebut sebagai pemimpin terorisme wilayah Banten.

"Saya dulu mengenal dia aktif di karang taruna," tambahnya.

Dia menyebutkan, Jaja merupakan anak keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Muhamad Yusuf-Nuraeni dan kedua orangtuanya sudah meninggal dunia.

Pendidikan Jaja terakhir hanya tamatan SMA di Manokwari, Papua dan SDN 1 Sajira serta SMPN 2 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

"Saya merasa kaget ketika mendengar Jaja sebagai tersangka terorisme," katanya.

Rohman ((46), warga Sajira Barat Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengaku bahwa warga di sini merasa kehilangan Jaja karena saat masih muda dia aktif di bidang karang taruna.

Begitu pula saat menjabat direktur perusahaan ekspedesi sering membantu masyarakat miskin juga memberikan bantuan pembangunan masjid.

"Saya sebagai teman tentu hanya berdoa agar semoga amal ibadahnya diterima Allah Swt," katanya. (Ant/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010