Bojonegoro (ANTARA News) - Kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo, di Bojonegoro, Jawa Timur, yang merusak 407 hektare tanaman padi di 18 desa di Kecamatan Kanor, Trucuk dan Balen, mencapai Rp382 juta.

"Kerugian kerusakan tanaman padi tersebut, karena tanaman padi petani tergenang banjir selama dua hari," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Subekti, Minggu.

Disebutkan, tanaman padi yang terendam air banjir tersebut di empat desa di Kecamatan Kanor, dengan luas 121 hektare dengan usia 65 hari hingga 80 hari. Sedangkan empat desa di Kecamatan Balen, dengan luas 55 hektare dengan usia 50 hari.

Sementara itu, kerusakan tanaman padi terparah berada di 10 desa di Kecamatan Trucuk, dengan luas 231 hektare dengan usia 15 hari hingga 60 hari. Menurut Subekti, kerusakan yang terjadi tersebut, akibat tanaman padi yang sudah berbulir, tergenang air, sehingga produksinya turun.

Subekti hanya memperkirakan, penurunan produksi tanaman padi yang rusak tersebut, tidak lebih dari 20 persen, sehingga tidak terlalu berpengaruh dengan target produksi tanaman padi di Kabupaten Bojonegoro.

"Untuk tanaman padi yang berusia muda yang terendam air banjir, tidak mati," katanya menjelaskan.

Subekti mengaku, karena kerusakan tanaman padi para petani tersebut, tidak ada yang gagal panen, kecil kemungkinan para petani mendapatkan bantuan benih.

"Kami tidak berpikir sejauh ini, yang jelas kami terus melakukan monitoring kerusakan tanaman padi di daerah genangan banjir di Bojonegoro," katanya menambahkan.(SAS/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010