Jakarta (ANTARA News) - Pakar komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, menilai bahwa pembeberan mengenai makelar kasus di internal Polri oleh mantan Kabareskrim, Komjen Pol Susno Duadji, kepada media massa merupakan bentuk komunikasi publik yang baik.

"Itu barangkali cara komunikasi yang tidak sopan di mata petinggi Polri lainnya, tapi kita butuh orang-orang seperti itu untuk membuka kebobrokan instansi," kata Ade Armando di Jakarta, Senin.

Menurut Ade, jika Susno terlebih dahulu berbicara secara internal di institusinya, maka apa yang akan ia sampaikan tidak akan terungkap di publik. Oleh sebab itulah, menurut dia, kesopanan dalam komunikasi sudah tidak penting lagi karena yang terpenting adalah menyampaikan informasi ke publik.

Ade mengatakan, apa yang dilakukan Susno tersebut merupakan sisi positif demokrasi dalam masyarakat yang transparan.

"Ini bagusnya demokrasi, karena begitu satu rantai dibuka akan ada reaksi berantai. Karena Susno tersinggung oleh apa yang dilakukan petinggi Polri lainnya maka ia bicara ke media," kata Ade.

Menurutnya, apa yang dilakukan Susno akan berdampak positif terhadap pelaksanaan pemerintahan atau pun instansi di Indonesia.

"Ini bisa terjadi pada siapa saja. Ini bahkan bisa terus berlangsung dan akan sulit untuk orang korupsi sendirian," kata Ade.

Ade mengatakan, di sinilah peran media sebagai saluran dari masyarakat yang transparan dan terbuka sehingga orang yang melakukan korupsi tidak akan tenang karena kapan pun ada kemungkinan ada yang membeberkan perbuatan jahatnya tersebut.

"Sekarang setiap partai, pemerintah, atau anggota DPR tidak bisa tidur nyenyak karena ada kemungkinan orang ngomong ke media massa," tutur Ade.

Namun, ade mengingatkan agar media massa tidak mudah dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu dan tetap menyajikan kebenaran.

"Untungnya media tidak mudah disetir. Keberagaman media juga membuat pihak yang ingin menutupi sesuatu akan kesulitan karena masih banyak media lain yang akan mengangkat masalah tersebut," demikian Ade.
(T.M-RFG/A041/P003)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010