Madiun (ANTARA News) - Bayi imatur dengan usia kehamilan sekitar 25 minggu berhasil lahir secara normal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun, Jatim, dengan berat hanya 750 gram.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Kota Madiun, dr Moh Samhan, Selasa, mengatakan bayi perempuan itu merupakan anak kedua dari pasangan Rusmini dan Sarwo, warga Dusun Kedung Dawung, Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.

"Bayi perempuan itu lahir pada Senin (22/3) dengan panjang 25 centimeter. Jika melihat dari usia, seharusnya kehamilan tetap dipertahankan. Namun karena sang ibu mengalami pendarahan, maka bayi lahir, meski dalam usia kandungan yang terindikasi sangat buruk," ujarnya.

Menurut dia, kelahiran bayi imatur ini diduga disebabkan kegagalan program KB yang dijalani oleh sang ibu. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya alat KB "Intra Unterine Devica" atau IUD atau pada plasenta.

"Hal itu kadang dapat terjadi, namun yang terpenting saat ini adalah bagaimana mempertahankan sang bayi yang belum bernama ini untuk tetap bertahan hidup, meski peluang hidup yang dimiliki hanya 50 persen," kata Samhan.

Karena lahir imatur, kata dia, dipastikan keadaan sang bayi sangat rawan dan beresiko tinggi, sebab organ-organ vital bayi belum berkembang secara sempurna. Diperlukan perawatan super ketat untuk mempertahankan hidup sang bayi mungil itu.

"Kami berencana untuk merujuk ke RSUD dr Soedono Madiun yang merupakan rumah sakit provinsi, namun karena permintaan dari keluarga, maka bayi mungil tersebut hanya dialihkan ke RSUD Caruban, Kabupaten Madiun, karena alasan kedekatan dengan tempat tinggal," katanya.

Ia mengatakan rujukan itu diberikan karena peralatan yang diperlukan untuk bayi imatur di RSUD Kota Madiun belum mencukupi, termasuk dokter spesialis anak juga belum ada, namun berdasarkan keinginan keluarga, maka sang bayi hanya dialihkan ke rumah sakit yang setingkat.

Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Kota Madiun, dr. Wahyu Hety, mengatakan sang bayi memerlukan ruangan khusus atau "intensiv care unit (ICU) dalam perawatannya.

"Melalui ruangan ini, tim medis akan memantau asupan makanan, oksigen, dan suhu tubuh dari sang bayi," katanya.

Selain itu, pihak rumah sakit juga harus berhasil menambah berat badan sang bayi hingga ke berat badan minimal yang ideal untuk bayi lahir, yakni 2,5 kilogram, sehingga perlu ada pengawasan ketat terhadap pemberian obat-obatan dan penggunaan alat-alat medis lainnya.(E011/R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010