Bandung (ANTARA News) - Jalur Bandung - Baleendah - Majalaya Kabupaten Bandung bagian selatan tergenang banjir di sembilan titik lokasi akibat luapan air dari beberapa selokan dan anak sungai Citarum, Selasa malam.

Genangan banjir di jalur selatan Bandung itu terjadi di kawasan Baleendah, Jelekong, Manggahang, Ciparay, Manggung Harja dan di kawasan Majalaya.

Bahkan banjir di Jelekong, memaksa arus lalu lintas ke jurusan Majalaya terpaksa berhenti dan mengantre untuk melintas.

Genangan banjir juga di kawasan Cikawung di mana aliran irigasi yang pekat dengan lumpur meluber ke jalan raya. Bahkan di Ciheulang Kecamatan Ciparay, banjir bandang menggenangi puluhan rumah di sana.

Sementara itu banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot, kembali membesar, bahkan genangan luapan Citarum kembali menggenangi jalan raya Baleendah - Bojongsoang, satu-satunya jalan alternatif yang mengakses ke Kota Bandung dari kawasan Baleendah itu.

"Banjir kembali meninggi sejak pukul 19.00 WIB, bahkan naik sampai ke jalan raya. Kemungkinan jalur alternatif itu kembali terputus malam ini karena air terus meningkat," kata Soma, salah seorang warga Kelurahan Baleendah.

Ia menyebutkan, banjir Baleendah dan Dayeuhkolot sebenarnya sudah mulai surut pada Senin dan Selasa ini, namun hujan deras di Bandung kembali menaikkan aliran sungai di sana dan meluber di dataran paling rendah di cekungan Bandung itu.

Warga yang mengungsi di rumah penduduk, tenda darurat dan di emper toko yang belum terendam banjir. Hanya berbekal selimut bahkan kain sarung mereka menggelar tikar dan tidur di sana.

Namun sebagian besar warga memilih begadang sambil ngobrol di pengungsian, sebagian menenteng ember atau kardus di jalan raya Baleendah - Bojongsoang untuk meminta sumbangan kepada para pengguna jalan pada makam hari itu.

"Daripada nongkong kedinginan kami kumpulkan sumbangan, lumayan untuk membeli kebutuhan karena tak bekerja. Minimal untuk rokok," kata Dede, seorang pengungsi yang tengah mengumpulkan sumbangan di dekat Jembatan Citarum.

Sementara itu, hujan deras yang disertai petir dengan intensitas sambatan tingkat tinggi mengakibatkan sebuah trafo listrik di Jelekong Kecamatan Baleendah meledak. Kejadian itu mengakibatkan kawasan Jelekong gelap gulita.

Suasana gelap gulita juga terjadi di beberapa lokasi genangan banjir Baleendah dan Dayeuhkolot. PLN memadamkan sebanyak 10 gardu distribusi di sana sehingga suasana di lokasi banjir gelap gulita.

Warga yang mengungsi terpaksa membuat penerangan dari lilin atau membakar ban bekas untuk penerangan.

"Listrik memang dipadamkan karena ketinggian air di rumah kami mencapai daun pintu atas, bahkan ada yang terendam seatap seperti di Cieunteung Baleendah," kata salah seorang pengungsi yang berteduh di emper toko di Jalan Bojongsoang - Baleendah.

Banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot hingga Selasa (23/3) belum ada tanda-tanda surut. Jumlah pengungsi terus bertambah. Hingga Selasa siang, jumlah rumah yang tergenang mencapai 7000 rumah di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang. (S033/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010