Jakarta (ANTARA News) - Produsen elektronik asal Jepang, Panasonic, akan menambah pabrik di Indonesia dengan merelokasi pabriknya di Jepang dan Vietnam dalam tahun ini.

"Mereka akan membangun pabrik di sini, tapi ini masih dalam pembicaraan. Tapi tahun ini kelihatannya masih bisa direalisasikan," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pihak Panasonic telah menghubungi dirinya terkait relokasi pabrik mereka ke luar Jawa. Ia memperkirakan nilai investasi yang masuk akan berkisar antara 45 juta dolar AS hingga 50 juta dolar AS.

Gita menjelaskan relokasi pabrik Panasonic itu terjadi karena Indonesia dinilai lebih menarik dengan pasarnya yang besar dan daya beli masyarakat yang meningkat.

"Kita punya skala (pasar yang besar) dan tingkat konsumsinya sudah meningkat," ujarnya.

Gita menggambarkan pertumbuhan pendapatan perkapita Indonesia yang pesat sejak 1998. Ketika itu, pendapatan perkapita Indonesia hanya sekitar 600-700 dolar AS per tahun dan sekarang telah meningkat menjadi sekitar 2.600 per kapita.

Selain Panasonic, sekitar 25 perusahaan Thailand juga sedang menjajaki peluang investasi di Indonesia untuk pembangunan pabrik suku cadang mobil dan motor.

"Ya, kalau tidak salah ada 25 perusahaan yang menemui saya. Mereka mencari peluang untuk membangun pabrik sparepart untuk mobil dan motor," ungkap Gita.

Gita mengatakan akan menghubungkan 25 pengusaha Thailand itu dengan pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Kadin dan Hipmi agar bisa saling bekerja sama.

"Ini bagus karena selama ini mereka cukup piawai untuk menarik investasi di negaranya sendiri dan sekarang berniat menanamkan investasinya di Indonesia," ujarnya.

Realisasi Investasi

Gita mengungkapkan keyakinannya bahwa telah terjadi peningkatan realisasi investasi selama kuartal pertama 2010 dibandingkan dengan kuartal pertama 2009.

"Kelihatannya ada peningkatan. Apakah 1, 5, 10, atau 12 persen, saya belum tahu," ujarnya.

Gita menjelaskan pada April nanti, BKPM akan mengumumkan angka realisasi investasi tersebut.

"Biasanya awal tahun, Januari-Februari agak lamban. Kita sedang melakukan penyisiran dan pendataan karena muaranya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan kita sudah mendapat kewenangan dari kementerian dan salah satunya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral," tuturnya.

Gita meyakini dampak krisis ekonomi global sudah tidak berpengaruh pada kinerja investasi. Buktinya peningkatan investasi telah terjadi di beberapa sektor antara lain telekomunikasi, transportasi dan infrastruktur.

(ANT/S026)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010