Timika (ANTARA News) - Semburan air bercampur lumpur dengan ketinggian mencapai 2,5 hingga 3 meter muncul di Kampung Amar, Distrik Mimika Barat, Kabupaten Mimika, Papua, sejak Jumat (19/3) lalu.

Menurut Kapolres Mimika AKBP Mochammad Sagi, Kamis, semburan air bercampur lumpur itu muncul akibat adanya aktivitas pembuatan sumur bor oleh salah satu perusahaan kontraktor yang menangani proyek dari APBD Provinsi Papua.

"Kami bersama Bupati Mimika (Klemen Tinal-red) dan jajaran Muspida sudah meninjau lokasi tempat munculnya semburan air bercampur lumpur di Kampung Amar," kata Sagi.

Dari informasi warga setempat diketahui semburan air bercampur lumpur pertama kali muncul pada Jumat pekan lalu, tepat di lokasi pengeboran sumur bor berkedalaman sekitar 90 meter.

"Menurut laporan warga dan kondisi yang ada di lokasi, ketinggian air saat pertama kali menyembur ke permukaan tanah setinggi pohon kelapa atau sekitar 25 meter," ujar Mohammad Sagi.

Hal itu dibenarkan oleh Kabag Umum dan Protokoler Pemkab Mimika, M Saad Lausiri yang turut mendampingi Bupati Mimika dan jajaran Muspida saat mengunjungi Kampung Amar, Rabu (24/3).

Lausiri mengatakan, peristiwa munculnya semburan air bercampur lumpur itu sempat membuat ratusan warga Kampung Amar dan kampung tetangga seperti Kamar dan Manaware panik serta mengungsi dari kampung mereka.

Menurut Lausiri, awalnya warga setempat menduga bahwa semburan air bercampur lumpur tersebut dibarengi dengan keluarnya gas beracun dari dalam perut bumi.

Kepanikan warga Amar juga dipicu oleh ulah kontraktor yang memilih melarikan diri ke Timika lantaran takut melihat peristiwa alam yang cukup dahsyat tersebut.

Lausiri mengatakan saat ini warga Amar dan warga dua kampung tetangga telah kembali ke rumah mereka.

Terkait peristiwa tersebut, katanya, Bupati Tinal telah memerintahkan staf untuk mencari kontraktor agar melanjutkan pekerjaan pembuatan sumur bor tersebut.

Di samping itu, demikian Lausiri, Pemkab Mimika melalui Badan Lingkungan Hidup akan meneliti sampel air dari lokasi semburan guna mengetahui apakah air tersebut berdampak bagi kesehatan warga setempat.

"Bapak bupati mengimbau warga setempat agar tidak panik dan mengungsi dari kampung mereka," ujar Lausirri.

Kejadian munculnya semburan air bercampur lumpur di Kampung Amar baru pertama kali terjadi di Mimika.

Potensi Migas

Sebelumnya staf ahli Gubernur Papua Agus Sumule mengungkapkan, sesuai hasil penelitian para ahli wilayah selatan Papua dari Mimika hingga Merauke merupakan kawasan yang kaya potensi minyak dan gas bumi (migas) dalam jumlah yang sangat besar.

"Potensi migas di selatan Papua dari Mimika hingga Merauke memiliki mutu terbaik dan jumlah terbanyak di dunia," kata Sumule.

Sejauh ini potensi migas yang sudah dan sedang dieksploitasi yakni di wilayah Kepala Burung yang meliputi Sorong dan Bintuni dikelola oleh British Proteleum (BP).

(T.E015/Z003/S026)

Pewarta: handr
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010