Bandung (ANTARA News) - Jendral (Purn) Endriartono Sutarto selaku Ketua Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Gunung Dunia 2010-2012 mengatakan siap mendampingi enam pendaki ekspedisi itu sampai basecamp Gunung Ndugu-Ndugu di Tembagapura, Papua.

"Minimal saya mengantar sampai Tembagapura. Kalau masih kuat, saya ikut ke basecamp," kata Endriartono saat acara silaturahmi Keluarga Besar Wanadri dengan keluarga enam pendaki ekspedisi di Gedung Indonesia Menggugat, Sabtu malam..

Menurut rencana, pada 5 April Edriartono akan mengantar enam pendaki ekspedisi bersama beberapa pendaki senior Wanadri, di antaranya "Abah" Iwan Abdurrahman dan Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Wakil Ketua KPK.

Endriartono mengatakan, sebenarnya ia tidak hobi mendaki gunung. "Namun karena ada spirit beberapa anak muda yang mau mengharumkan nama bangsa, jadi saya ikut mendukung itu," lanjutnya.

Mantan Panglima TNI itu menambahkan ia tidak melakukan persiapan khusus sebelum berangkat ke Tembagapura. "Olahraga rutin aja setiap minggu. Seperti biasa. Tidak ada yang khusus," katanya.

Saat ini, lanjut Endriartono, masyarakat Indonesia sudah kehilangan kebanggaan pada bangsanya. Terbukti dari isi pemberitaan media massa yang selalu menyangkut masalah korupsi.

"Tidak ada lagi berita prestasi Indonesia di pentas dunia. Olahraga-olahraga yang jadi andalan Indonesia sudah jarang berprestasi. Melalui ekspedisi pendakian ini lah saatnya orang Indonesia bangga pada bangsanya," kata Endriartono.

Enam anggota ekspedisi ini merupakan pendaki muda dari Wanadri. Mereka adalah Ardeshir Yaftebby, Iwan Irawan, Martin Rimbawan, Fajri Al Luthfi, Nurhuda, dan Gina Afriani.

Pada ekspedisi ini, mereka akan mendaki 7 puncak gunung dunia, yaitu Ndugu-Ndugu di Papua (4.884 mdpl), Kilimanjaro di Tanzania (5.892 mdpl), Elbrus di Rusia (5.642 mdpl), Vinson Massif di Antartika (4.897 mdpl), McKinley di Alaska (6.194 mdpl), Aconcagua di Argentina (6.962 mdpl), dan Everest di Nepal (8.850 mdpl)."Ekspedisi ini akan berjalan selama 2,5 tahun," kata Endriartono.(KR-IP/s018)

Pewarta: luki
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010