Moskow (ANTARA News/Reuters) - Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, pada Sabtu mengatakan, masih mendukung diplomasi untuk memecahkan sengketa program nuklir Iran, karena itu pemberian sanksi-sanksi belum diputuskan.

"Kami meyakini bahwa keputusan memberikan sanksi-sanksi tidak optimal," kata Medvedev dalam pesannya kepada konferensi Liga Arab di Sirte, Libya.

"Pada saat yang sama, skenario seperti itu tidak bisa dikesampingkan," katanya menambahkan, menurut transkrip yang dibagikan oleh penjabat pers presiden.

Rusia, yang bersama dengan India, telah enggan untuk mendukung perluasan sanksi-sanksi terhadap Teheran berkaitan dengan program nuklirnya, telah memperlunak sikapnya mengenai tindakan hukuman terhadap republik Islam itu beberapa bulan lalu.

Dalam kunjungannya ke Prancis pada awal bulan ini, Medvedev mengatakan, bahwa jika diplomasi gagal, Rusia akan mendukung sanksi `cerdas` terhadap Iran, dan tak perlu menunggu kerjasama dengan Teheran.

Pada Sabtu, Medvedev mengatakan, suatu sanksi yang diajukan hendaknya `telah diperhitungkan dan tidak ditargetkan kepada penduduk sipil Iran.`

Menteri luar negerinya, Sergei Lavrov, dikutip mengatakan kepada satu saluran televisi, bahwa sanksi-sanksi itu bertujuan untuk `mendorong kerjasama dengan badan-badan yang menangani program nuklir di Iran."

"Sejauh ini apa yang kami dengar tidak mengindikasikan `sanksi yang cerdas` itu," kata kantor berita Rusia, Interfax, mengutip pernyataan Lavrov dalam wawancara dengan TV-Center Rusia tersebut, yang ditayangkan Sabtu malam.

Lavrov juga mengatakan, bahwa Iran kurang bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan itu menjadi keprihatinan Rusia.

"Dalam hal ini, kami ingin Iran berbuat lebih banyak," kata Lavrov.

Dia menegaskan kembali, bahwa Rusia tidak akan mendukung serangan militer terhadap Teheran.
(Uu.H-AK/S008/P003)

Pewarta: bwahy
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010