Nairobi (ANTARA News/AFP) - Kapal pasukan penjaga pantai Seychelles menembaki perompak Somalia yang menahan enam warganegaranya dan 21 orang Iran selama intervensi militer yang hampir tidak pernah terjadi di Lautan India yang bergelombang besar, Senin, kata seorang menteri.

Keenam nelayan Seychelles itu selamat, kata Joel Morgan, menteri perhubungan dan lingkungan anti-perompakan Seychelles, sementara orang-orang Iran dan perompak sedang dalam proses penyelamatan.

Ia menyatakan, keenam nelayan Seychelles itu ditangkap oleh perompak Somalia di daerah sebelah tenggara pulau utama Mahe pada akhir pekan dan kemudian dipindahkan ke kapal Iran yang dibajak sebelumnya bersama 21 orang awaknya.

"Kami menerima konfirmasi mengenai hal itu sekitar pukul 09.00 (pukul 12.00 WIB) kemarin. Kami membentuk satu misi penyelamatan," kata Morgan kepada AFP melalui telefon dari ibukota Seychelles, Victoria.

Kapal pasukan penjaga pantai Topaz memulai pelayaran Minggu dengan membawa seorang penterjemah Somalia dan mencapai daerah pembajakan pada Senin pagi, ketika perompak berada 255 mil laut sebelah baratlaut Mahe, menuju ke arah Somalia.

Morgan mengatakan, perompak mengabaikan seruan penjaga pantai agar membebaskan sandera dan tidak mengubah arah kapal mereka ketika tembakan peringatan dilepaskan.

Pasukan kemudian memutuskan untuk menembak ruang mesin sehingga terbakar.

Morgan mengatakan, semua orang yang berada di kapal itu terpaksa meloncat dan tidak ada yang terluka.

"Kami telah menyelamatkan keenam orang Seychelles, dan ke-21 orang Iran serta orang-orang Somalia itu juga sedang dalam proses penyelamatan," katanya.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahan belasan kapal dan lebih dari 200 orang awak kapal, termasuk pasangan Inggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010