Jakarta (ANTARA News) - Salah satu pejuang Angkatan 45 yang juga tokoh otonomi daerah, HN Sumual, diberitakan wafat pada hari Minggu (28/3) pukul 17.45 WIB di RS Cipto Mangunkusumo dalam usia lebih dari 80 tahun.

"Sampai menjelang akhir hayatnya, ia masih aktif menulis buku-buku tentang filsafat, perjuangan Merah Putih, nasionalisme Pancasila dan Otonomi Daerah yang ikut diperjuangkan dalam suatu aksi Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada dekade 1950-an," kata Benny Tengker, Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK), di Jakarta, Senin malam.

Saat ini jenazah almarhum masih disemayamkan di Rumah Duka Jalan Pacuan Kuda Raya Nomor 2, Pulomas, Jakarta Timur, menunggu sejumlah keluarga dari Manado serta luar negeri.

"Sebagai tokoh nasional, pejuang kemerdekaan dan otonomi daerah, almarhum mestinya layak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, tetapi hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak berwenang mengenai hal itu," ujar Benny Tengker.

Hal senada juga diutarakan mantan Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga. Menurut dia, selain terlibat aktif dalam sejumlah perang mempertahankan kemerdekaan RI di era revolusi fisik, termasuk peristiwa `Enam Jam di Yogyakarta` dan `Janur Kuning`, Oom Ventje, demikian panggilan akrabnya, pernah mencapai puncak posisi kemiliteran sebagai Panglima Teritorium VII Wirabuana berkedudukan di Makassar (selevel Panglima Kodam saat ini).

"Kami berharap, ada perhatian dari beberapa instansi terkait tentang proses pemakaman almarhum ini, walaupun pihak keluarga yang berduka dan warga Kawanua umumnya siap memakamkan di mana saja. Tetapi sebagai seorang pejuang, Oom Ventje semestinya pantas mendapat penghargaan Negara untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," katanya lagi.

Selain Theo Sambuaga serta Benny Tengker, beberapa tokoh penting juga telah melayat almarhum, di antaranya Letjen TNI Pur EE Mangindaan (Mantan Pangdam Cenderawasih) yang kini menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (M036/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010