Rafah, (ANTARA News) - Gencatan sepihak yang dinyatakan Israel , berpengaruh pada kondisi di Rafah, daerah perbatasan Mesir-Palestina.

Wartawan ANTARA dari Rafah, Minggu melaporkan, sejak pukul 08.00 waktu setempat (13.00 WIB) hingga pukul 11.30 waktu setempat (16.30 WIB), tidak ada satu pun pesawat tempur yang bermanuver di udara.

Dengan kondisi itu, di perbatasan Rafah tidak satupun tampak bom dijatuhkan, sehingga suasana menjadi agak sepi.

Hanya saja, pesawat intai Israel, yang biasanya memandu pesawat tempur sebelum meluncurkan bom dan juga peluru kendali ke wilayah Gaza, dan juga perbatasan Rafah, masih terus meraung-raung di udara.

Kondisi itu juga menyebabkan truk-truk bantuan kemanusiaan, yang sehari (17/1) sebelumnya menumpuk akibat bombardir bom, terlihat lancar masuk di gerbang perbatasan.

Sementara itu, sejumlah wartawan mancanegara, termasuk dari   Indonesia, karena kondisi yang sepi itu, hanya berada di Rafah sebentar, dan kemudian ada yang kembali ke El-Arish, ibukota Provinsi Sinai Utara, tempat mereka menginap, dan bahkan ada yang langsung ke Kairo.

Hingga Minggu petang pukul 17.00 waktu setempat (22.00 WIB), belum satupun pekerja pers yang bisa masuk ke Gaza, kecuali relawan medis. Relawan dari Indonesia, yakni "Medical Rescue Commite" (MER-C) Indonesia, menjadi tim pertama asal Indonesia yang akhirnya bisa masuk ke Jalur Gaza di Palestina.

Tim yang terdiri atas tiga dokter dan seorang yang bertugas mendukung keperluan logistik itu masuk ke gerbang perbatasan Kota Rafah, sekira pukul 15.20 waktu setempat (20.20 WIB), demikian dilaporkan wartawan ANTARA Andi Jauhari.

Relawan yang masuk itu --setelah mendapat rekomendasi KBRI Kairo,Bulan Sabit Merah Mesir dan Mendagri Mesir-- adalah Presidium MER-C dr Jose Rizal Jurnalis, SpOT, dr Indragiri, SpAN, dr Syarbini Abdul Muradz dan Moh Mursalim (logistik).

Sedangkan satu anggota relawan lainnya Ir Faried Thalib (logistik),yang juga sudah mendapat izin masuk, tetap tinggal di Kairo dan El-Arish, karena harus mengkoordinasikan bantuan yang akan dikirim masa mendatang, seperti mobil ambulan dan obat-obatan. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009