Brussels (ANTARA News) - Kepala urusan kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengutuk upaya kudeta Kamis di Guinea-Bissau oleh elemen-elemen pasukan bersenjata sebagai "pelanggaran aturan konstitusi yang tak dapat diterima".

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah tentara Guinea-Bissau menangkap kepala staf militer dan perdana menteri, Ashton menyatakan "EU minta penghentian segera kelakuan tak bertanggungjawab itu dan penghormatan penuh terhadap aturan-aturan demokratis dasar".

Wakil Tinggi Uni EU untuk kebijakan luar negeri dan keamanan "mengutuk dengan ucapan terkeras terhadap langkah-langkah yang diambil di Guinea Bissau oleh beberapa elemen angkatan bersenjata" itu, kata pernyataan tersebut.

"Stabilisasi Guinea Bissau melalui proses demokratis dan damai tetap sangat penting," Ashton menyimpulkan seperti dikutip AFP.

Di Bisau, kepala militer yang baru ditunjuk, Antonio Indjai, berusaha untuk mengecilkan kejadian yang tampaknya upaya kudeta itu, dengan mengatakan bahwa kekacauan tersebut timbul dari "masalah militer murni" dan bahwa militer masih membuka pada penguasa politik.

Uni Eropa, sejak 2008, memiliki misi bantuan keamanan di negara Afrika yang menurut sejarah tidak stabil itu.  Sebagian dari mandatnya adalah untuk menasehati dan membantu pemerintah setempat untuk mengurangi ukuran dan merestruturisasi militer.

AFP/S008

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010