Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Perkebunan Provinsi Riau menduga organisasi internasional Greenpeace melakukan kampanye "hitam" mengenai produk turunan kelapa sawit Indonesia sehingga membuat harga komoditas andalan Riau anjlok pada awal bulan April.

"Ada pengaruh kampanye hitam Greenpeace terhadap harga sawit Riau," kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Riau Ferry HC di Pekanbaru, Minggu.

Harga tandan buah sawit (TBS) di Riau mulai mengalami penurunan setelah terus melesat naik pada dua bulan terakhir sejak Februari lalu. Awal bulan April ini, harga sawit lokal mengalami penurunan rata-rata sebesar Rp3,68 per kilogram (kg).

Menurut Ferry, kampanye Greenpeace yang menuding minyak sawit (CPO) Riau tak ramah lingkungan telah membuat pembeli besar di pasar ekspor Eropa terpengaruh dan memutuskan kontrak dengan perusahaan Sinar Mas.

Hal tersebut, lanjutnya, akan berpengaruh pada berkurangnya ekspor CPO dan juga harga sawit di tingkat petani.

"Kami tentu cukup khawatir dengan kondisi ini karena perkebunan sawit di Riau mencapai sekitar 30 persen dari perkebunan di Indonesia," ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Riau, harga TBS sawit dari tanaman berbibit unggul dengan umur tiga tahun ditetapkan harga Rp1.033,38 per kg, umur empat tahun Rp1.154,68 per kg, umur lima tahun Rp1.235,89 per kg, enam tahun Rp1.271,60 per kg.

Selanjutnya, untuk TBS berumur tujuh tahun Rp1.320,33 per kg, umur delapan tahun Rp1.361,45 per kg, sembilan tahun Rp 1404,76 per kg dan umur 10 tahun Rp1.444,27 per kg.(F012/E010)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010