Fao, Irak (ANTARA News/AFP) - Sebuah kelompok perusahaan Italia akan memulai pembangunan dalam waktu satu bulan pada apa yang akan menjadi pelabuhan pengiriman terbesar di Irak, menteri transportasi Irak mengumumkan Senin.

Fasilitas di Fao, di ujung selatan negara itu, akan diberi satu baris baru rel yang menghubungkannya ke perbatasan Turki di utara, secara dramatis memperbaiki infrastruktur transportasi yang hampir mati di Irak.

"Fao, yang akan dibangun oleh konsorsium Italia, akan menjadi yang pelabuhan terbesar di Irak," kata Menteri Transportasi Amer Abduljabbar Ismail dalam upacara di Fao di Teluk, 535 kilometer (335 mil) selatan Baghdad.

"Proyek ini merupakan bagian dari visi yang lebih besar yang kami sebut sebagai `kanal kering` yang akan memungkinkan untuk pengangkutan barang antara dunia utara dan selatan dengan cepat, murah dan aman."

Seorang diplomat Italia, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pelabuhan "akan termasuk yang terbesar di dunia. Pelabuhan ini akan dapat menanganikapal kontainer terbesar dan semua jenis kapal tonase besar."

Konsorsium tersebut akan dipimpin oleh perusahaan teknik Italia Technital dan akan melibatkan perusahaan-perusahaan konstruksi lainnya Italia bermitra dengan kementerian transportasi Irak.

"Italia sedang (memberikan) pelatihan desain pelabuhan, konstruksi dan manajemen, serta bantuan teknis dan perencanaan kawasan industri di negara yang akan relevan untuk kegiatan pelabuhan," diplomat menambahkan.

Proyek infrastruktur 4,6 miliar dolar (3,4 miliar euro) akan menjadi yang terbesar di Irak dalam 30 tahun, dan akan didanai oleh Irak dan keuangan asing, baik pemerintah maupun swasta.

Setelah selesai, Irak berharap dapat bersaing dengan Terusan Suez yang menghubungkan Laut Merah dan Mediterania dan di mana lebih 14.000 kapal melaluinya tahun lalu.

Menurut kementerian transportasi, fasilitas 100 dermaga besar akan memiliki kapasitas tahunan sebesar 99 juta ton.

Fao, dekat kota pelabuhan Basra, adalah tempat pertempuran sengit antara Irak dan Iran selama perang kedua negara antara 1980 dan 1988.(A026/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010