Balikpapan (ANTARA News) - Pertandingan sepak bola Indonesia Super League (ISL) antara Persiba Balikpapan melawan Persisam Samarinda di stadion Persiba Balikpapan, Sabtu (10/4) diperkirakan tanpa penonton.

"Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberikan sanksi hukuman satu kali main tanpa penonton dan denda Rp45 juta," kata Sekretaris Umum Persiba Irfan Taufik di Balikpapan, Selasa.

Hal tersebut terkait laporan dari tim Arema yang merasa adanya dugaan pelecehan bersifat rasis oleh penonton di stadion Persiba yang mengolok-olok pemain Arema asal Kamerun, Piere Njanka pada 14 Februari 2010.

"Persiba melakukan upaya banding dengan mengirimkan surat ke PSSI tiga hari yang lalu, agar pertandingan Persiba melawan Persisam tetap dilaksanakan dengan disaksikan penonton," ujarnya.

Irfan mengharapkan dengan adanya upaya yang dilakukan tersebut, akan ada kebijakan atau hak prerogatif Ketua Umum PSSI untuk mengurangi atau menghilangkan hukuman untuk tim Persiba.

"Karena hukuman untuk disiplin kepada pemain dan klub merupakan hak prerogatif dari Ketua PSSI," kata Irfan menjelaskan.

Upaya yang dilakukan Persiba berdasarkan adanya kasus-kasus yang menggunakan hak prerogatif Ketua Umum PSSI diantaranya saat Christian Gonzales asal Argentina tidak bisa bermain di Indonesia, namun karena menggunakan hak prerogatif akhirnya Christian dapat kembali main di Indonesia.

Kasus selanjutnya, saat Arema main dengan Persiba yang seharusnya tanpa penonton di stadion Kanjuruhan karena mendapat sanksi ketika melawan PSM Makassar, tetapi ternyata ada penonton karena Arema sudah mencetak undangan dan tiket masuk.

"Kita sudah mencetak tiket sepuluh hari sebelum pertandingan dan juga membuat undangan untuk para pejabat di Kaltim, karena ini merupakan pertandingan yang langka antara Persiba dengan Persisam dan aspek sosial lainnya," katanya.

Selain itu, dari segi materi juga merugikan Persiba karena sudah mencetak undangan dan tiket karena pertandingan antara Persiba dengan Persisam sangat ditunggu masyarakat Kaltim, ujar Irfan. (S035/R014)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010