Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang mengatakan pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia akan mengambil langkah terkait persoalan tiga orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tewas ditembak Polisi Diraja Malaysia.

"Nanti kedubes kita yang akan mengambil langkah," kata Edward saat dikonfirmasi jika pernyataan versi Polisi Diraja Malaysia tidak benar, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.

Edward menuturkan Kedubes Indonesia di Malaysia sudah menerima laporan adanya tiga orang TKI yang tewas ditembak polisi setempat, pada 29 Maret 2010, sehingga perwakilan Indonesia untuk Malaysia itu akan memberikan penjelasan dari saksi warga Indonesia yang melaporkan kejadian itu.

Ketiga TKI tersebut masing-masing, bernama Musdi (28), Abd Sanu (29), dan Muhlis (26) asal Madura, Jawa Timur.

Edward menjelaskan berdasarkan penjelasan Kedubes Indonesia dari kesaksian warga Indonesia yang melihat kejadian berawal ketika Polisi Selangor (Malaysia) mendatangi Wisma Harmoni yang dihuni sejumlah TKI, 16 Maret 2010 sekitar pukul 01.30 waktu setempat.

Menurut petugas kepolisian setempat, anggotanya itu mencari seseorang yang diduga terkait dengan tindak pidana narkoba jenis shabu dan kejahatan lainnya, serta menyimpan jaringan rahasia dalam komputer jinjing (laptop).

Namun Polisi Selangor itu tidak menemukan orang yang dicari, kemudian mencari orang lain dari lantai dua menuju lantai satu dan menemukan tiga TKI yang tercatat sebagai pekerja resmi.

Petugas itu membawa ketiganya untuk dibawa pulang ke Indonesia, namun keesokannya Polisi Selangor merilis WNI yang diciduk itu terlibat aksi pencurian dan ditembak mati karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap bahkan ketiganya membawa senjata api rakitan.

Namun seorang WNI memberikan kesaksian melihat TKI itu dibawa ke mobil polisi dan saat penangkapan tidak ada penembakan berbeda dengan keterangan dari Polisi Selangor.

WNI itu juga menuturkan kepada pihak kedubes, ketiga TKI berada di Warung Internet lantai I Wisma Harmoni saat ditangkap dan mereka menunjukkan kartu identitas, paspor, dan kartu tanda pengenal lainnya.

"Rekan mereka juga mengatakan ketiga TKI itu tidak bisa mengemudikan kendaraan, bagaimana mau mencuri mobil," ujar Edward.

Sementara itu, Polisi Diraja Malaysia merilis ketiga TKI itu sebagai komplotan "Geng Gondol" yang disangka terlibat perampokan 19 rumah di Malaysia.

Mobil sedan Proton Waja dari hasil pencurian yang dinaiki Musdi, Abd Sanu dan Muhlis melaju dengan kecepatan tinggi, namun menabrak sebuah pohon di sebuah danau di kawasan Kota Putri.

Ketiga TKI itu merupakan anggota "Geng Gondol" yang merampok rumah Senator Wira Syed Al Habshee dan sebuah rumah di Saujana Golf Resort, Subang dengan kerugian mencapai 600.000 ringgit (sekitar Rp1,7 miliar).

Ketiga jenasah TKI itu sempat menjalani otopsi di Rumah Sakit (RS) Tanjung Karang, Selangor.

Edward menuturkan ketiga jenasah sudah tiba di Tanah Air, Rabu (7/4) sekitar pukul 10.00 WIB, kemudian menjalani proses otopsi dari tim gabungan Polda Metro Jaya, ahli forensi Munim Idries, Polda Jawa Timur, serta Mabes Polri.

"Otopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya," tutur Edward.

(T.T014/R009)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010