Jakarta (ANTARA News) - Rencana penawaran saham perdana (IPO) PT Garuda Indonesia masih harus menyesuaikan jadwal pelunasan utang kepada Export Credit Agency (ECA).

"Garuda sedang mengklarifikasi utang kepada ECA. Bolanya dari mereka," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin.

Menurut catatan, periode 2009 Garuda masih menyisakan utang kepada ECA 241,2 juta dolar AS.

Ia melanjutkan, penyelesaian penjadwalan utang perusahaan pelat merah itu sangat tergantung kepada Garuda, bagaimana pendekatan yang dilakukannya.

"Jadi, kalau sudah selesai baru bisa IPO," katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Garuda, menginginkan agar utang tersebut dapat dibayar bertahap.

"Kemungkinan dijadwal ulang, sehingga Garuda tidak melunasinya sekaligus. Tentu, hasil IPO bisa menjadi sumber pendanaan utang," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Emirsyah Satar menuturkan, IPO Garuda dijadwalkan akan terlaksana pada kuartal III 2010, dengan jumlah saham yang akan dilepas maksimum 40 persen.

Adapun dana yang diperkirakan diperoleh perusahaan sekitar 300 juta dolar AS, atau sekitar Rp2,7 triliun.

Saat ini, proses penjaringan calon penjamin emisi (underwriter) sedang berlangsung, termasuk "roadshow" ke sejumlah negara seperti Hongkong, dan Singapura,

Namun ia berhadap dana hasil IPO mencapai 300 juta dolar AS, atau setara Rp2,7 triliun.

Rencana IPO tersebut, merupakan rangkaian dari restrukturisasi perusahaan demi meningkatkan kinerja perseroan.

Mustafa melanjutkan, selain Garuda, perusahaan pemerintah yang juga dijadwalkan IPO tahun ini adalah PT Krakatau Steel pada November 2010.

(T.R017/H-CS/S026)

Pewarta: handr
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010