Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Ari Sujito menilai Partai Demokrat perlu mempertimbangkan tokoh lain sebagai calon ketua umum selain nama-nama yang sudah muncul ke permukaan, termasuk tokoh berlatar belakang militer.

Saat dihubungi dari Jakarta, Selasa, Ari mengatakan, sebagai partai yang relatif baru, Partai Demokrat memerlukan figur yang tidak sekedar flamboyan dan populer.

Menurutnya, partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu butuh figur yang berpengalaman memimpin organisasi besar, sehingga memiliki kemampuan untuk mengawal konsolidasi partai pada saat pemerintahan SBY periode kedua berakhir tahun 2014.

"Yang diperlukan Partai Demokrat saat ini adalah kombinasi kemampuan jaringan dan strong leadership yang dapat mengamankan transisi menuju partai modern sehingga tidak terus-terusan bergantung pada figur SBY," katanya.

Menko Polhukam Djoko Suyanto atau Panglima TNI Djoko Santoso, kata Ari, bisa dipertimbangkan sebagai calon alternatif, dengan catatan Djoko Santoso tentu harus menanggalkan jabatannya jika terpilih sebagai ketua umum.

Menurutnya, kedua tokoh itu memiliki karakter yang lebih sesuai untuk basis pemilih dan konstituen Partai Demokrat, dibanding nama-nama calon yang sudah ada.

Meski bukan pengurus DPP Partai Demokrat, keduanya memiliki sejarah kedekatan yang panjang dengan SBY, ketua dewan pembina partai itu.

"Tokoh-tokoh itu mungkin telah mendapatkan transfer of knowledge yang cukup mengenai Partai Demokrat," katanya.

Terhadap dua tokoh muda Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng, Ari menilai, keduanya masih belum matang untuk memimpin partai, meskipun telah lama berkiprah di dunia intelektual dan organisasi.

Selain itu, Anas dan Andi dinilai belum merepresentasikan prototipe konstituen dan karakter Partai Demokrat.

Kongres II Partai Demokrat dijadwalkan digelar di Bandung pada 21-23 Mei 2010. Selain Anas dan Andi, tokoh yang tampil sebagai calon ketua umum adalah Marzuki Ali yang saat ini menjabat ketua DPR.
(S024/R009)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010