Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara menandatangani nota kesepahaman dengan konsorsium PT Pengembangan Investasi Riau dan PT Zug Industry Indonesia terkait rencana jual beli gas yang akan digunakan untuk penyediaan listrik di Riau.

Pasokan itu terutama akan digunakan untuk penyediaan listrik guna mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII tahun 2012, pengembangan kawasan ekonomi khusus serta pengembangan kawasan industri hilir kelapa sawit, kata Gubernur Riau Rusli Zainal di sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU), di Jakarta, Kamis.

MoU tersebut ditandatangani Ketua Konsorsium Rida K Liamsi dan Dirut PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendri Prio Santoso, di Jakarta, Kamis, disaksikan Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo dan Gubernur Riau Rusli Zainal.

Gubernur Riau mengatakan, saat ini pasokan yang akan diberikan baru 20 Million Metric Standard Cubic Feed per Day (MMSCFD) dari total permintaan 50 MMSCFD. "Namun itupun sudah Alhamdulillah," kata Rusli Zaenal.

Rusli mengatakan, sebenarnya saat ini Riau sudah kekurangan pasokan listrik. Oleh sebab itu, katanya, dengan adanya Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII tahun 2012 dan pengembagan kawasan ekonomi khusus serta pengembangan kawasan industri hilir kelapa sawit, maka perlu tambahan listrik yang lebih besar lagi serta infrastruktur yang lain.

Walaupun gas yang akan dipasok baru 20 MMSCFD namun infrastruktur yang akan dibangun sudah diperuntukkan untuk kapasitas 50 MMSCFD, katanya. Pasokan 50 MMSCFD tersebut diperkirakan dapat menghasilkan energi listrik lebih dari 100 MW.

"Ini luar biasa dan ditunggu masyarakat Riau karena listrik di Riau ibarat sudah masuk ICU (keadaan kritis)," katanya.

Sementara itu Dirjen Evita Herawati Legowo mengatakan pasokan baru dapat diberikan sebesar 20 MMSCFD. Namun, kata Evita, ia akan berupaya untuk mencari kekurangannya apalagi peralatan yang ada diperuntukkan untuk kapasitas 50 MMSCFD.

"Kita akan cari solusi," katanya.

Pada kesempatan itu, Evita juga meminta Riau mengembangkan industri biofuel dari bahan baku minyak sawit yang banyak di wilayah itu. Ia mengatakan ada insentif khusus yang diberikan kepada investor yang mau membangun pabrik biofuel.

Menurut keterangan tertulis MoU, setelah penandatanganan, konsorsium akan segera membentuk sebuah perusahaan perseroan terbatas untuk mempercepat realisasi investasi di bidang kelistrikan.

MoU tersebut antara lain dibuat untuk memfasilitasi proses penyusunan "Heads of Agreement" (pokok perjanjian) dan atau perjanjian jual beli gas antara PGN dengan konsorsium. Pihak perusahaan hasil konsorsium akan membeli gas dari PGN sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.Jumlah pemakaian gas sendiri tergantung pada ketersediaan pasokan gas yang dialokasikan pemerintah.

(T.U002/H-CS/R009)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010