Magelang (ANTARA News) - Puting beliung merusak terutama bagian atap puluhan rumah warga di Dusun Ngroto, Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat sore, tetapi tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu.

Satu rumah berukuran 28 meter persegi dengan dinding kayu dan atap seng, milik Avan (45) roboh tertimpa pohon rambutan bersama dengan hujan yang turun relatif lebat.

"Kami sekeluarga sudah keluar rumah terlebih dahulu begitu mendengar suara gemuruh yang ternyata lisus itu," kata Avan.

Ia mengaku, mengalami kerugian sekitar tujuh juta rupiah. Rumahnya roboh dan terbelah menjadi dua bagian karena tertimpa pohon rambutan dari belakang rumah itu.

Puluhan pohon berbagai jenis di daerah itu tumbang akibat tersapu angin selama sekitar 15 menit itu. Sejumlah rumah lainnya tertimpa pohon tetapi tidak mengalami kerusakan yang relatif parah.

Warga setempat kerja bakti menyingkirkan puing-puing rumah itu. Warga lainnya mengumpulkan genteng dan seng yang berserakan. Tim SAR dan Taruna Siaga Bencana Pemerintah Kabupaten Magelang turun ke lokasi untuk membantu warga.

Kepala Dusun Ngroto, Sumaedi, mengatakan, rumah Avian tidak bisa digunakan lagi karena rusak relatif parah.

"Warga sudah sepakat untuk membantu membangun rumah itu dengan cara kerja bakti," katanya.

Pohon rambutan lainnya tumbang dan menimpa bagian dapur rumah milik Tirto Miharjo (60).

"Saya dan istri lari keluar rumah saat angin kencang itu datang, tetangga lainnya juga sudah keluar rumah," katanya.

Seorang warga setempat, Daromi, mengatakan, tiupan angin kencang membuat warga setempat panik.

"Saya lihat pohon seperti berayun-ayun, suara angin gemuruh keras, banyak pohon tumbang," katanya.

Akhir Bulan Januari 2010 puting beliung juga menerjang kawasan itu.

"Setelah kejadian serupa yang lalu, warga kemudian bergotong royong memotong pohon yang terlalu tinggi supaya tidak mengakibatkan korban kalau sewaktu-waktu datang lagi puting beliung seperti hari ini," katanya.
(Ant/R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010