Port Harcourt, Nigeria (ANTARA News/Reuters) - Sejumlah pria bersenjata di Nigeria telah menculik dua pria Jerman di negara bagian Abia di Nigeria tenggara, penculikan kedua terhadap pekerja asing dalam 10 hari terakhir, kata sumber keamanan, Ahad.

Kedua pria itu, berusia antara 45 dan 55 tahun, diculik ketika berada di sebuah pantai setempat di negara bagian penghasil minyak itu.

"Kedua orang Jerman itu diculik di bagian Pantai Azumini di Sungai Imo ketika mereka sedang menuju ke kendaraan mereka," jelas sumber keamanan. "Ini mungkin penculikan oportunis karena tidak ada keamanan di sekitarnya, hanya seorang supir setempat."

Polisi tidak dapat dihubungi dengan segera untuk dimintai komentar. Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan pihaknya menyadari laporan tentang penculikan itu dan telah memeriksa insiden tersebut.

Penculikan untuk minta uang tebusan adalah biasa di Delta Niger, yang menampung industri minyak dan gas terbesar di Afrika, dengan ratusan insiden dilaporkan tiap tahun. Sebagian besar dari mereka yang diculik dibebaskan tanpa cedera setelah beberapa hari.

Perusahaan-perusahaan asing dari minyak hingga konstruksi dan telkom terpaksa menghabiskan jutaan dolar setahun untuk keamanan staf mereka karena angka kejahatan yang tinggi di Delta Niger.

Empat pekerja bangunan Suriah dan Libanon telah diculik pada 9 April dan dibebaskan lima hari kemudian di negara bagian Abia. Tidak jelas apakah uang tebusan telah dbayarkan bagi pembebasan mereka.

Selama beberapa tahun, geng-geng telah menculik pekerja asing khususnya, tapi belakangan ini orang-orang Nigeria yang kaya lebih umum menjadi korban.

Di tetangganya, negara bagian Rivers, polisi menjelaskan, sepasang warga Nigeria telah diculik Ahad di Eleme, dekat pusat minyak negara itu, Port Harcourt.

Para pendulik telah membebaskan sang isteri dan minta ia membayar 50 juta naira (atau 333.333 dolar) bagi pembebasan suaminya. Jurubicara polisi Rita Inoma Abbey menyebutkan pasukan keamanan sedang menyelidikinya. (S008/K004)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010