Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Tim Sukses Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, meminta sesama kader Partai Demokrat (PD) jangan mendegradasi kebesaran nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya karena kepentingan pencalonan diri sebagai ketua umum partai.

Ia mengatakan itu kepada ANTARA News di Jakarta, Senin, sehubungan munculnya berbagai kampanye hitam (black campaign), termasuk upaya kandidat tertentu yang selalu terkesan mendompleng nama SBY selaku Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Partai Demokrat (PD).

"Saya berharap, kebesaran nama Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, baik selaku Ketua Wanbin, apalagi selaku Presiden RI, jangan didegradasi, hanya karena satu kandidat terus-menerus membawanya ke mana-mana untuk meraih dukungan DPC dan DPD PD," ujarnya.

Menjelang kongres partai berlambang segitiga itu di Bandung, 20 Mei 2010 muncul tiga kandidat ketua umum, Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng dan Marzuki Alie.

Dalam deklarasi Anas Urbaningrum, Jumat (15/4) pekan lalu di sebuah hotel di Jakarta, hadir 391 atau lebih separuh DPC pemegang hak suara, juga beberapa pendiri partai itu, termasuk ketua umum pertama DPP PD, Prof Dr S Budhisantoso.

Sementara itu, saat deklarasi Andi Mallarangeng, hanya dihadiri belasan perwakilan DPC, tetapi beberapa menteri dari PD hadir. deklarasi juga dihadiri Eddy Baskoro, anak Presiden Yudhoyono.

Tidak berpihak

Angelina Sondakh meyakinkan bahwa Yudhoyono tidak akan berpihak.

"Karena Bapak Susilo Bambang Yudhoyono itu milik semua kader dan beliau mengayomi semua kader pula," tegasnya.

Mantan Putri Indonesia itu mengemukakan, upaya memaknai pidato politik Anas Urbaningrum seolah kandidat itu ingin melepas pengaruh Yudhoyono dari PD, merupakan usaha kampanye hitam yang sangat kejam.

"Ini sebuah cara kasar dan tidak bermoral yang mengintepretasi pidato Mas Anas menurut kepicikan pikirannya, lalu berupaya memisahkan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dengan salah satu kader terbaiknya," ungkap Angelina Sondakh, yang beberapa tahun terakhir merupakan duta orang utan Indonesia untuk dunia.

Ia menilai, cara-cara kotor seperti inilah yang sangat tidak disukai Yudhoyono karena bisa menghancurkan soliditas partai.

"Jangan karena ambisi pribadi, akhirnya merusak PD," kata Angelina Sondakh mengingatkan lagi.
(T.M036/S023/P003)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010