Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negera (BUMN) menyatakan restrukturisasi terhadap maskapai penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) mendekati finalisasi.

"Restrukturisasi Merpati segera rampung, setelah mendapat pinjaman dalam bentuk sub loan agreement (SLA) dari pemerintah," kata Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Selasa.

Meski tidak bersedia merinci besar pinjaman tersebut, Said menuturkan, dana itu akan digunakan untuk menambah pesawat.

"Merpati akan fokus pada penambahan pesawat baling-baling dengan kapasitas penumpang di bawah 50 tempat duduk," katanya.

Merpati akan mendatangkan sebanyak 15 unit pesawat MA-60 dari Xian Aircraft, China, 20 unit pesawat SAAB 340B Plus dari Swedia, dan tujuh pesawat ATR 72 dari Perancis.

"Pada Juli 2010, 15 pesawat MS-60 sudah sampai. Kita langsung menjemput barangnya ke China," tegas Said, yang juga Komisaris Utama Merpati ini.

Pada 2009, perusahaan penerbangan "pelat merah" ini mendapatkan suntikan dari pemerintah melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar Rp300 miliar dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).

Dana itu digunakan untuk program rasionalisasi karyawan Rp223 miliar, program perpindahan kantor pusat ke Makassar Rp10 miliar, program revitalisasi armada propeller Rp12 miliar, modal kerja Rp50 miliar, dan dana siaga Rp5 miliar.

Belakangan perusahaan ini membutuhkan tambahan modal dari pemerintah untuk bisa tetap survive.
 
Menurut sumber di Kementerian BUMN yang mengikuti proses restrukturisasi Merpati itu, dana pinjaman yang akan diperoleh dari Kementerian Keuangan berkisar Rp310 miliar.

"Cukup sebesar itu, kami perkirakan kinerja keuangan Merpati bisa terus bangkit," kata sumber tersebut.

Sementara itu, Said Didu menjelaskan, dengan mendatangkan pesawat tersebut diproyeksikan laba usaha pada 2010 bisa meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Ada pun laba usaha Merpati tahun 2009 mencapai Rp5,4 miliar, setelah menderita rugi Rp213 miliar pada 2007, dan rugi Rp654 miliar pada 2008.

(R017/S026)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010