Seoul (ANTARA News) - Polisi Korea Selatan, Rabu mengatakan mereka memperketat keamanan seorang pembelot penting Korea Utara setelah pihak berwenang menahan dua mata-mata Korut karena berencana akan membunuh dia.

Tindakan itu dilakukan sehari setelah pihak kejaksaan mengatakan dua perwira elit militer Korea Utara (Korut) berusaha membunuh Hwang Jang Yop setelah memasuki Korea Selatan (Korsel)dengan menyamar sebagai pembelot-pembelot.

Hwang, arsitek ideologi "juche" rezim Korut atau berdiri di atas kaki sendiri (berdikari), pernah menjadi sekretaris Partai Pekerja yang berkuasa dan penasehat pemimpin Kim Jong Il.

Ia membelot tahun 1997 pada saat mengunjungi Beijing, merupakan pejabat paling tinggi yang melarikan diri dari negara komunis yang berhaluan keras itu.

Peria berusia 87 tahun itu kini tinggal di bawah pengawalan di satu tempat yang rahasia di Korea Selatan untuk mencegah setiap usaha Korut membunuh dia,

Para jaksa mengatakan mata-mata itu secara diam-diam memasuki Thailand Desember lalu melalui China dan di kirim ke Korsel secara terpisah Januari dan Februari.

Mereka mengaku menerima satu perintah langsung November lalu dari Kolonel Jendral Kim Yong Choi, kepala satuan spionase penting militer Korut untuk membunuh Hwang.

Pengakuan mereka muncul dalam pemeriksaan silang para pembelot yang menemukan agen-agen itu berbohong tentang latar belakang mereka di negara komunis itu , kata Badan Intelijen Nasional Korsel.

Dua warga Korut itu, yang bernama Kim dan Tong, keduanya beruia 36 tahun dilatih sebagai mata-mata sejak tahun 2004, katanya.

Hwang, yang telah mendapat ancman-ancaman pembunuhan, tidak ambil pusing dengan kasus terbaru itu , dengan mengatakan itu tidak menjadi prhatian pentingnya, kata pembantunya kepada kantor berita Yonhap, Rabu.

Lama internet resmi Korut Uriminzokkiri mengeluarkan sebuah komentar 5 April yang mengancam Hwang dengan pembunuhan menyangkut kecamannya terhadap rezim Pyongyang.

"Anda jangan lupa bahwa para pengkhianat selalu dibunuh dengan golok," katanya.

AFP/H-RN/B002

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010