Washington (ANTARA News) - Departemen luar negeri Amerika Serikat, Rabu WIB, menyambut upaya Turki menengahi sengketa nuklir dengan Teheran, namun menyatakan ragu pada kesediaan Iran berunding.

"Saya hanya bisa katakan dalam rangka untuk memainkan peran perantara. Jika anda yang memiliki negara seperti Iran pasti bersedia untuk melakukan perundingan serius, dan apa yang tak cukup dalam beberapa bulan ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, diplomasi masih merupakan cara terbaik untuk memecahkan persoalan program atom Iran, dan Ankara siap untuk menengahi antara Theran dengan negara-negara kuat dunia.

"Turki siap untuk bertindak sebagai penengah dalam masalah pertukaran uranium, sebagai negara ketiga dan berharap peranan ini berhasil." kata Davutoglu pada konferensi pers bersama dengan timpalannya, Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki.

Crowley mengatakan, AS mengakui bahwa `masa depan Iran sebagai bagian dari kawasan ini adalah sangat penting bagi Turki, sama halnya sangat penting bagi AS dan negara-negara lain di kawasan`, serta bahwa Turki bisa memainkan peranan konstruktif dalam proses mediasi.

Turki, anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), telah secara konsisten menentang desakan AS untuk memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Iran, sebagai tanggapan kepada program nuklirnya.

Teheran berkali-kali menyatakan program nuklirnya adalah untuk mencukupi kebutuhan energi bangsanya dan demi kepentingan damai, namun AS dan negara-negara Barat mencurigai program tersebut hanya kedok untuk pembuatan senjata nuklir.

AFP/H-AK/B002

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010