"Di era globalisasi ini perempuan Jambi atau Kartini-Kartini Jambi melalui organisasi wanita dituntut untuk aktif dan terlibat dalam pembangunan, termasuk menjaga moral bangsa yang kini mengalami kemorosotan," katanya peringatan Hari Kartini di Jambi, Rabu.
Perempuan Jambi juga harus bisa memberikan solusi dan dapat merumuskan program-program ke depan yang lebih baik, yang benar-benar berpihak kepada rakyat banyak.
Peringatan Hari Kartini pada hakekatnya merupakan salah satu upaya untuk mengimplementasikan cita-cita Kartini dengan meningkatkan dan menyegarkan aspirasi masyarakat terhadap keluhuran kodrat, harkat, martabat dan kedudukan, serta peran kaum perempuan, sehingga tercipta peningkatan moral bangsa yang berkualitas, beriman dan bertaqwa.
"Kita semua merasakan kemajuan yang dicapai kaum perempuan dalam mengisi pembangunan, baik bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, pariwisata, industri dan perdagangan serta bidang lainnya," ujarnya.
Firdaus mengakui saat ini partisipasi perempuan menjadi pioner dan pembuat keputusan masih rendah dan masih banyak terdengar isu- isu strategis perempuan.
"Namun kita juga tidak bisa menutup mata dengan masih rendahnya kualitas, akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat atas pembangunan bagi perempuan," katanya.
Selain itu, masih sering mendengar isu-isu strategis perempuan, seperti kasus-kasus tindak kekerasan terhadap perempuan, baik di dalam maupun di luar rumah tangga.
Belum adanya kesetaraan kedudukan perempuan dengan laki-laki, baik di tingkat eksekutif, legislatif, yudikatif maupun di lembaga swasta dan masyarakat, semuanya merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di tahun 2010.
Sekda menekankan bahwa tanggung jawab dalam menghadapi permasalahan bangsa menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah dan semua pihak, dengan mengimplementasikan cita-cita Kartini bersama-sama membulatkan tekad untuk mencegah terjadinya kemerosotan moral bangsa.
Dengan mengimplementasikan cita-cita Kartini, bulatkan tekad dan tingkatkan kebersamaan untuk mencegah jangan sampai generasi muda terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang tidak sesuai dengan etika dan moral serta nilai-nilai ajaran agama, demikian AM Firdaus. (YJ/K004)
Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010
