Poso (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla (JK) meninjau proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sulewana, yang selama ini menjadi obsesinya.

"Ini proyek obsesi saya," kata mantan Wapres Jusuf Kalla saat turun dari mobil begitu tiba di lokasi PLTA Sulewana, Pamona Utara, Poso, Kamis.

Dengan muka cerah penuh senyum, Jusuf Kalla menjelaskan kenapa proyek PLTA kapasitas 185 MW ini menjadi obsesi dalam hidupnya.

"Dulu saya damaikan Poso. Orang akan bisa terus berdamai kalau ekonomi meningkat. Dan listrik inilah intinya," kata Jusuf Kalla.

Kehadiran Jusuf Kalla ke lokasi PLTA Sulewana bersama lima "dinasti" Kalla dari dua generasi. Dengan menggunakan pesawat pribadi BAE 124-200 dalam rombongan Jusuf Kalla juga ikut adik-adiknya Suhaeli Kalla, Ahmad Kalla, Halim Kalla dan putranya Solikin Kalla.

"Baru kali ini enam Kalla bersama satu pesawat," kata Jusuf Kalla saat dalam penerbangan dari Halim Perdana Kusuma ke bandara Kasiguncu, Poso.

Menurut Kalla, PLTA Sulewena dijadwalkan selesai akhir tahun 2010 dan akan mensuplai wilayah Tentena, Palu dan Palopo. Pembangunan PLTA Sulewana dimulai sejak 2003 dan dibangun oleh PT Poso Energi, salah satu anak perusahaan PT Bukaka Teknik Utama.

"Kita mulai proyek ini tanpa ada bank yang membantu. Ini tidak menggunakan dana APBN," kata Jusuf Kalla.

Menurut Kalla, proyek PLTA Sulewana ini merupakan salah satu bukti bahwa bangsa Indonesia sebenarnya membangun dengan kemampuan sendiri. Jusuf Kalla menegaskan bahwa apa yang dilakukannya merupakan bukti nyata dari apa yang selama ini diucapkan.

"Saya tidak omong saja, saya bukti," kata Jusuf Kalla.

PLTA Sulewana ini menggunakan air dari danau Poso yang melalui sungai Poso.

Menurut Komisaris Utama PT Poso Energi Ahmad Kalla, pembangunan PLTA Sulewana ini menghabiskan dana total sekitar Rp3 triliun. Saat ini, tambahnya, sudah ada sindikasi bank yang turut membiayainya yakni BRI, BNI, Mandiri, Bukopin dan Panin.

"Selain bangun pembangkit ini, kami juga bangun jaringan transmisi sepanjang 270 kilometer," kata Ahmad.

Listrik yang dihasilkan PLTA Sulewana ini nantinya akan dijual ke PT PLN seharga Rp400 per Kwh. Menurut Ahmad, harga ini jauh lebih murah jika dibandingan listrik diesel yang bisa mencapai rata-rata Rp2.000 per Kwh.

"PLTA Sulewana ini setara dengan Jatiluhur, tetapi biaya pembangunannya paling murah," kata Ahmad Kalla.
(J004/B010)

Pewarta: handr
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010