Surabaya (ANTARA News) - Kawasan Siring Barat hingga Porong yang berada di sisi luar tanggul lumpur panas PT Lapindo Brantas, Kabupaten Sidoarjo ambles sekitar 60 centimeter.

"Hasil kajian TKKP (Tim Kajian Kelayakan Permukiman) menyebutkan, dalam periode Desember 2009-Maret 2010 kawasan Siring Barat-Porong mengalami subsidence (ambles) sekitar 60 centimeter," kata Asisten II Sekda Provinsi Jawa Timur, Choirul Djaelani, di Surabaya, Jumat.

Meskipun demikian, Pemprov Jatim belum berencana menutup ruas Jalan Raya Tanggulangin-Porong sejauh 2 kilometer karena masih menunggu laporan tertulis dari tim yang diketuai Prof. I Nyoman Sutantra (ITS) dan Prof. Mukono (Unair) itu.

"Mereka itu hanya menyampaikan laporan secara lisan. Janjinya, mereka mau menyampaikannya hari ini, sehingga kami bisa mempelajarinya untuk ditindaklanjuti surat rekomendasi Gubernur," kata Choirul selaku pendamping TKKP itu.

Selain di Siring Barat, subsidence juga terjadi di Pamotan yang merupakan jalur alternatif Tanggulangin-Gempol, hanya saja kedalamannya 10 centimeter.

Menurut dia, hal itu bisa mengakibatkan jalan retak dan mengancam permukiman yang selama ini berada di luar peta terdampak semburan lumpur Lapindo.

Hanya saja, untuk mengetahui besarnya dampak tersebut, Pemprov Jatim menunggu hasil kajian dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG).

"Sudah beberapa bulan PVMBG melakukan penelitian, tapi sampai sekarang kami belum hasil kajian mengenai struktur tanah yang sekerang mengalami `subsidence` itu," kata Choirul.(M038/A038)

Pewarta: ricka
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010