Seoul (ANTARA News) - Lebih dari 40 kantor berita se-Asia Pasifik menyatakan tekad akan mengembangkan diri dengan memasuki industri televisi, sesuatu yang dipandang sebagai kecenderungan masa depan yang tidak akan bisa dihindarkan lagi.

Komitmen tersebut disampaikan lewat "Deklarasi Seoul" yang dikeluarkan oleh kantor-kantor berita anggota Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA) pada penutupan Kongres Puncak OANA di Seoul, Jumat.

Deklarasi Seoul ditandatangani oleh Presiden OANA Dr Ahmad Mukhlis Yusuf, yang juga Direktur Utama LKBN ANTARA, dan Presiden Kantor Berita Korea Selatan Yonhap, Dr. Park Jung-chan.

Kongres yang dihadiri sekitar 100 kepala dan eksekutif kantor-kantor berita OANA dan peninjau-peninjau lainnya itu dibuka hari Rabu oleh PM Korsel Chung Un-chan dan ditutup Kamis oleh Menteri Olahraga dan Pariwisata Korsel Yung In-chon. Sebelum penutupan, para pimpinan delegasi diterima oleh Presiden Lee Myung-bak di Gedung Biru, Istana Kepresidenan.

Dalam deklarasi yang dibacakan Presiden Yonhap itu, ditegaskan bahwa anggota-anggota OANA perlu mengembangkan kerjasama dalam bentuk gambar-gambar video, program-program TV dan grafik interaktif guna memenuhi permintaan pelanggan yang semakin besar akan berbagai jenis isi (content) di masa mendatang.

Ke 40 kantor berita dari 33 negara itu juga sepakat akan memperkuat suatu system yang akan digunakan dalam jaringan jasa pelayanan mereka dan yang akan bisa dimanfaatkan bersama guna memenuhi permintaan para pelanggan dalam format multimedia.

"Kami bertekad akan membagi praktek terbaik di antara anggota-anggota yang mengalami masalah serta dalam mengatasi krisis keredaksian serta manajemen," demikian deklarasi tersebut.

Pada bagian lain, ditegaskan bahwa anggota-anggota OANA akan terus mendukung nilai-nilai kebebasan pers dan etika jurnalistik. OANA secara khusus mendorong pemerintah-pemerintah akan menerapkan langkah-langkah cepat untuk melindungi jiwa para wartawan yang mengambil risiko nyawa mereka dalam zona-zona konflik maupun wilayah-wilayah perang.


Tak terhindarkan

Pakar kantor berita Dr J Oliver Boyd-Barret dari Bowling Green State University, Ohio, Amerika Serikat, yang menjawab pertanyaan ANTARA, mengatakan tidak terhindarkan lagi bahwa kantor-kantor berita akan memasuki dunia pertelevisian karena kecenderungan di masa depan memang menuntut demikian.

Kantor-kantor berita, katanya, akan harus pula memiliki jenis-jenis layanan termasuk pengambilan gambar dari suatu berita, content untuk hand phone serta pelayanan-pelayanan multimedia lainnya seperti i-Pod.

Kecenderungan kantor-kantor berita merambah ke dunia pertelevisian, tambahnya, bukan hal baru karena Reuters dan Associated Press sudah memulainya lebih dari 10 tahun lalu.

Mengenai kemungkinan kantor-kantor berita meluaskan diri untuk menjalankan pula siaran, ia mengatakan bisa saja mereka melakukan itu terutama bagi yang besar dan kemampuan keuangannya layak. Hanya saja akan bisa timbul konflik dengan stasion-stasion televisi yang sudah ada, khususnya stasion-stasion televisi negara karena akan terjadi persaingan terbuka dengan mereka.

Meski demikian, ia menambahkan, CNN bahkan kini telah menjadikan dirinya ?kantor berita? karena telah pula member layanan-layanan sesuai permintaan pelanggan-pelanggan pengguna jasanya.

Dalam catatan, banyak kantor berita anggota OANA yang sudah mempunya layanan gambar televisi, antara lain Bernama (Malaysia), Yonhap, Xinhua (China) dan ANTARA sendiri.
(EU/B005/R0009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010