Banda Aceh (ANTARA News) - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf tampak kaget ketika mendatangi seunit rumah yang disebut-sebut sebagai kantor "Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB)" di Kelurahan Blower Kota Banda Aceh dan minta polisi mengusutnya.

"Saya sendiri tidak tahu tentang itu. Biarkan aparat keamanan yang menyelidikinya," kata gubernur saat meninjau lokasi rumah berlantai dua di Blower Kota Banda Aceh, Sabtu.

Gubernur dan aparat Polda Aceh, mempertanyakan keberadaan kantor "DK PBB" meski beberapa staf di kantor itu mengaku mereka memiliki mandat resmi untuk mendirikan perwakilan di Aceh.

Saat diteliti surat-surat dan stempel serta atribut mirip "DK PBB" itu diduga kuat dipalsukan, karena dibuat di kantor tersebut.

Di rumah kontrakan yang berada ditengah-tengah pemukiman penduduk itu tampak ada sejumlah laki-laki dan perempuan dan mengaku sebagai pekerja "DK PBB" di Aceh.

Di lantai dua bangunan rumah tersebut sudah terpasang sekitar 156 tiang yang direncanakan akan dipasang bendera dari berbagai negara di dunia. Kantor tersebut menurut pengakuan akan di peusijuek (tepungtawari) pada 26 April 2010.

Di kantor itu terdapat puluhan pemuda dan orangtua yang dikantong bajunya tergantung kartu identitas (ID Card) lambang PBB berwarna biru.

Marzuki Abdulah yang mengaku sebagai wakil Kepala Kantor "DK PBB", sementara mandat sebagai Ketua adalah Nurdin Jalil.

"Pak Nurdin Jalil adalah penerima mandat sebgai ketua secara resmi dari DK PBB dan saya diangkat sebagai wakilnya di Aceh. Kami bekerja untuk bangsa-bangsa di dunia," kata dia.

Pihak kepolisian Polda Aceh mengamankan sejumlah dokumen yang disita dari kantor "DK PBB" gadungan tersebut.

"Selain menyita dokumen sebagai bukti, kami juga akan memanggil mereka untuk dimintai pertangungjawaban mereka yang mengatasnamakan DK PBB di Aceh," kata aparat kepolisian setempat.

Sementara itu, Ketua Pemuda Blower, Iyan, menyatakan rumah tersebut adalah milik Jafar yang sudah setahun dikontrak oleh Nurdin Jalil.

"Awalnya saya dan masyarakat tidak menyangka kalau rumah itu akan dijadikan sebagai kantor perwakilan `DK PBB` di Aceh. Kami tidak tahu apa aktivitas mereka selama setahun ini," kata dia menjelaskan.

Warga lainnya menyatakan ada keanehan keberadaan orang-orang di kantor itu. "Kami sering melihat mereka berkumpul setiap waktu hendak shalat Jumat," kata warga lainnya. (ANT/A038)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010