Mamuju (ANTARA News) - Sejumlah ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat mengeluhkan harga beras yang kembali naik serta tak kunjung normal.

"Sudah satu bulan harga beras di Mamuju kembali mengalami kenaikan, dan belum jelas kapan akan kembali normal," kata Ati, salah seorang IRT di Mamuju, Minggu.

Ia mengatakan, harga beras pada bulan lalu sempat turun dari Rp6.500 per Kg menjadi Rp5.500 per Kg, karena operasi pasar yang dilakukan pemerintah.

Namun, lanjutnya, sejak sebulan terakhir harga beras kembali naik dan kembali harganya sekitar Rp6.500/Kg yang dikeluhkan sejumlah IRT di Mamuju.

Ia mengaku terbebani dengan mahalnya harga beras tersebut karena sulit dijangkau, dan membuat pengeluarannya semakin bertambah.

"Beras adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sehari-hari sehingga jika harganya naik otomatis ekonomi kami terbebani," katanya.

Ia juga mengaku khawatir karena di beberapa media cetak memberitakan kalau di wilayah Mamuju banyak petani padi gagal panen, yang bisa berpengaruh akan semakin naiknya harga beras.

"Surat kabar memberitakan petani gagal panen, kalau itu terjadi maka harga beras akan semakin naik," katanya.

Senada dikatakan Uni, IRT lainnya, ia mengatakan, pemerintah harus segera mengantisipasi jika terjadi lonjakan harga beras jika benar petani mengalami gagal panen.

"Dengan harga beras sekarang ini yakni sekitar Rp6.500/Kg, kami sudah terbebani apalagi jika nanti kalau harganya bertambah naik lagi seperti pada awal tahun harga beras mencapai Rp7.000/Kg, kondisi ini harus diatasi pemerintah," katanya. (MFH/K004)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010