Jambi (ANTARA News) - Hutan mangrove atau bakau di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, saat ini semakin rusak, kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten setempat, Erwin, Selasa.

Ia mengatakan hutan bakau yang diyakini sebagai penyerap karbon terbaik itu, saat ini semakin rusak akibat perambahan, dan terjadi abrasi terus-menerus di pantai Timur wilayah itu.

Hutan bakau di Tanjung Jabung Timur yang masuk kawasan cagar alam seluas 3.826 hektare, berada di sepanjang pantai mulai dari Desa Pangkal Duri, Kecamatan Mendahara, hingga Kecamatan Nipah Panjang.

Namun, Erwin kurang mengetahui persentase kerusakan hutan bakau tersebut, sebab pengelolaannya di bawah kewenangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi.

"Setahu saya laporan dari BKSDA langsung ditujukan kepada Departemen Kehutanan," katanya.

Ia mencontohkan kerusakan sudah terjadi di Kecamatan Kualajambi, dimana hutan bakau semakin tergerus air pasang laut.

Lokasi paling parah di pantai wilayah Desa Lambur Luar, Desa Alang-alang, dan Simbur Naik Kecamatan Muarasabak Timur, serta pantai Teluk Kijing di Nipah Panjang.

Di Kecamatan Sadu abrasi sudah menghantam di sepanjang pantai Air Hitam dengan Baku Tuo dan pantai Sungaicemara dengan Labuhan Pering. Di Desa Sungaibenuh, sebelumnya ada dua akses untuk masuk ke pemukiman warga setempat, namun satunya sudah buntu karena ditutup pohon bakau yang tumbuh subur di sana.

"Bahkan ada posisi sebuah masjid yang bergeser hingga 50 meter ke arah dalam di Kualajambi. Memang terjangan gelombang laut sangat kuat. Beberapa bangunan rumah ada yang sudah hancur diterjang gelombang," katanya.

Erwin mengatakan ada perambahan hutan bakau walau skalanya cukup kecil. Tapi yang mengambil kayunya sebagian besar masyarakat sekitar hutan untuk dijadikan kayu bakar.

Reboisasi dan pengembangan hutan bakau di Tanjabtim sebenarnya hendak dilaksanakan pada 2008 silam bekerjasama dengan investor dari Jepang, namun batal akibat krisis ekonomi yang melanda dunia.

(T.KR-BS/M008/S026)

Pewarta: adit
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010