Surabaya (ANTARA News) - Puluhan warga penghuni lokalisasi Dolly Kota Surabaya menggelar unjuk rasa di Gang Dolly, Selasa sore, menolak adanya rencana penutupan lokalisasi Dolly yang dilakukan pemerintah setempat dalam waktu dekat ini.

Selain warga setempat seperti pekerja seks komersial (PSK), Germo, Mucikari, aksi tersebut juga didukung organisasi sosial Comunitas Pemuda Indonesia (COPI) dengan mendirikan posko penolakan di Gang Dolly.

Humas COPI, Saputro mengatakan, pentupan Dolly bukan solusi untuk mengatasi persoalan sosial yang dihadapi masyaraklat saat ini, sebaliknya justru merugikan banyak pihak.

"Kami menilai, penutupan ini tanpa pertimbangan yang matang. Pemerintah hanya asal gusur saja, tanpa mempertimbangkan dampak dari tindakannya tersebut," katanya saat berorasi di Gang Dolly.

Menurut dia, para penghuni Dolly akan bertahan jika tidak ada solusi yang jelas dari pemerintah terkait rencana penutupan tersebut.

Selain tempat tinggal, pemerintah juga harus memberikan pekerjaan yang layak bagi para penghunui Dolly jika penutupan tersebut jadi dilaksanakan.

Hal yang sama juga diungkapkan Koordinator Paguyuban Masyarakat Pekerja Lokalisasi, Budi Gombloh. Ia mengaku pemerintah harus berpikir matang, sebelum melakukan penutupan Dolly.

Pasalnya rencana tentang penutupan Dolly itu membuat resah para PSK maupun pekerja di Lokalisasi Dolly.

"Para PSK di sini resah mendengar kabar itu," ujarnya.

Menurut dia, jika Dolly jadi ditutup, maka banyak pengangguran di mana-mana. Bahkan tingkat kriminalitas diperkirakan semakin tinggi.

Untuk itu, lanjut dia, pihanya berharap agara pemerintah membahas rencana tersebut secara matang dan memberikan opsi yang tidak merugikan warga. Salah satunya harus menyediakan lapangan pekerjaan terlebih dahulu.
(T.A052/Z003/R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010