Surabaya (ANTARA News) - Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Jawa Timur belum mengambil sikap terhadap hasil Musyawarah Cabang PSSI Kota Surabaya, Senin (26/4) malam, yang dinilai cacat hukum.

"Kami masih harus merapatkan dengan jajaran pengurus harian," kata Sekretaris Umum Pengprov PSSI Jatim Joko Tetuko di Surabaya, Selasa, setelah menerima pengaduan dari 13 klub anggota Pengcab PSSI Surabaya yang tidak puas dengan hasil muscab.

Ia mengatakan pihaknya sudah menerima pengaduan dari 13 klub anggota PSSI Surabaya dan akan segera memprosesnya, termasuk berkoordinasi dengan Ketua Umum PSSI Jatim.

Sebanyak 13 klub anggota Pengcab PSSI Surabaya, termasuk dua klub yang terdegradasi yakni PS Ega Putra dan PS Nanggala, mendatangi sekretariat PSSI Jatim untuk mengadukan kegiatan muscab yang dinilai cacat hukum.

Ketua PS Fatahillah, Amang Mulya, sebagai salah satu perwakilan klub, mengatakan ke-13 klub anggota sepakat menolak hasil muscab yang hanya diikuti 15 dari 30 klub anggota Pengcab PSSI Surabaya. Mereka menilai catat hukum dan tidak sesuai pedoman dasar PSSI.

"Sebanyak 15 klub anggota yang melanjutkan persidangan, belum bisa disebut memenuhi kuorum karena seharusnya 18 klub atau dua pertiga dari seluruh anggota," katanya.

Menurut Amang Mulya, seharusnya Muscab PSSI Surabaya dihadiri lengkap oleh 30 klub anggotanya, termasuk klub Ega Putra dan Nanggala yang masih diberi kesempatan untuk "play off" setelah terdegradasi dari kompetisi internal.

Amang Mulya dan 10 perwakilan klub lainnya merupakan pihak yang paling ngotot menginginkan Ega Putra dan Nanggala turut diundang untuk memberikan hak suaranya sehingga sempat membuat jalannya muscab berlangsung alot.

Bahkan, ke-11 klub yang tidak puas dengan kebijakan Pengcab PSSI Surabaya itu dan belakangan juga ingin menggusur Saleh Ismail Mukadar dari kursi ketua umum, memilih "walk out" dari arena muscab.

Joko Tetuko mengakui berdasarkan jumlah peserta yang hadir sebanyak 27 klub anggota, jalannya muscab memang sudah memenuhi kuorum sesuai pedoman dasar PSSI.

"Kalau klub anggota yang hadir hanya sebanyak 15, sebenarnya sudah memenuhi kuorum tapi itu bila muscab normal. Masalahnya, dalam muscab kemarin yang terjadi adalah kuorum setelah terjadi perdebatan dan kami juga belum masuk ke agenda sidang," katanya menjelaskan.

Oleh karena itu, mantan pengurus PWI Jatim itu menyebut Muscab PSSI Surabaya yang hanya diikuti 15 klub anggota masih bermasalah dan cacat hukum.

"Yang jelas, kami sudah menandatangani berita acara bahwa Muscab PSSI Surabaya itu cacat hukum," katanya menegaskan.

Sementara itu, Ketua Umum Pengcab PSSI Surabaya Saleh Ismail Mukadar menegaskan pihaknya akan tetap menjalankan roda organisasi, seandainya Pengprov PSSI Jatim tetap tidak mau mengakui hasil muscab dan kepengurusannya.

"Kami akan tetap jalan meskipun hasil muscab tidak disahkan PSSI Jatim. Ini bukan partai politik dan Pengcab PSSI Surabaya bukan subordinat dari PSSI Jatim," katanya.

Manajer Persebaya Surabaya itu secara terang-terangan juga menunding Pengprov PSSI Jawa Timur berada di belakang klub anggota yang "membelot" dan menginginkan dirinya untuk diturunkan di tengah jalan.

"Terus terang, kalau ada yang minta baik-baik, saya dengan ikhlas akan lepas jabatan sebagai Ketua Umum PSSI Surabaya, bahkan saya bisa sujud syukur. Tapi karena ada tangan-tangan kotor yang mengobok-obok Pengcab PSSI Surabaya, saya harus melawannya," kata Saleh Mukadar.
(T.D010/D007/P003)

Pewarta: handr
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010