Jakarta (ANTARA) - Para Gubernur Bank Sentral negara-negara di Asia Timur dan Pasifik menyepakati pentingnya upaya kalibrasi kebijakan dalam menghadapi tantangan pandemi COVID-19 yang telah membawa tantangan besar bagi otoritas kebijakan.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, menyatakan komitmen tersebut merupakan hasil dari pertemuan virtual 11 bank sentral Asia Timur dan Pasifik yang tergabung dalam EMEAP.

"Dalam hal ini, forum EMEAP dipandang telah berperan penting dalam mengidentifikasi risiko dan kerentanan, serta perubahan struktural jangka panjang di kawasan," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, menurut dia, para Gubernur Bank Sentral EMEAP bertukar pandangan mengenai perkembangan perekonomian dan sistem keuangan di kawasan, serta implikasi jangka panjang dari pandemi COVID-19.

Selain itu, Gubernur Bank Sentral EMEAP juga kembali menegaskan peran penting EMEAP sebagai forum yang efektif untuk melakukan dialog kebijakan, memperkuat kerja sama dan memberikan perspektif regional, serta memfasilitasi diskusi selama masa yang berat.

"Para Gubernur mendukung EMEAP untuk terus berperan aktif dalam mendorong kerja sama kawasan dalam rangka menjaga stabilitas keuangan dan mendukung pemulihan ekonomi," katanya.

Para Gubernur juga mendiskusikan upaya yang telah dilakukan oleh bank sentral dalam menuju era digitalisasi, termasuk langkah untuk memanfaatkan teknologi dalam operasional bank sentral.

Selanjutnya, para Gubernur mendukung kelanjutan pembahasan tentang market surveillance dan kegiatan penelitian ke depan, termasuk inisiatif big data dan sustainable finance.

Bank Indonesia juga menyampaikan rangkaian bauran kebijakan yang telah diambil dalam rangka memitigasi risiko yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.

"Bank Indonesia ikut memandang digitalisasi merupakan kunci dalam memfasilitasi perubahan struktural dalam perekonomian ke depan," tambah Onny.

Oleh karena itu, Bank Indonesia telah melakukan proses transformasi digital, termasuk melalui percepatan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 dan pengembangan sistem informasi sebagai wujud penerapan digitalisasi yang komprehensif.

Baca juga: Bank sentral China dan Indonesia sepakati penggunaan mata uang lokal
Baca juga: Bank sentral AS tahan suku bunga dekati nol di tengah pilpres
Baca juga: BI: Surplus neraca perdagangan Oktober perkuat ketahanan ekonomi RI

Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2020