Bogor (ANTARA News) - Anggota Polres Bogor menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di proyek pembangunan wisma Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penambur, sekitar pukul 18.30 WIB. Situasi di lokasi sudah kembali normal.

Olah TKP langsung dipimpin Kapolres Bogor, AKP Tomex Korniawan, sejumlah petugas mengambil barang bukti kejadian perkara, dan sejumlah lainnya berjaga-jaga di sekitar lokasi, Selasa malam.

Tomex mengatakan untuk sementara waktu lokasi pembangunan ditutup sampai proses penyelidikan selesai dilakukan.

"Lokasi kita tutup untuk proses penyelidikan, sementara waktu dilarang melakukan aktivitas," ujarnya.

Tomex menyebutkan, sudah enam orang saksi dimintai keterangannya, mereka adalah para pekerja, warga setempat dan pihak terkait.

Peristiwa kericuhan ini baru pertama kali terjadi di wilayah hukum Polres Bogor. Tomex menilai kondisi ini sangat tidak baik bagi icon Cisarua sebagai kota wisata dan akan mengancam investasi.

Ia sangat menyayangkan aksi warga, meski tidak ada korban jiwa, namun image Cisarua akan diketahui banyak orang.

Tomex mengatakan saat ini pihaknya terus melakukan penyelidikan, dan bila terbukti ada unsur provokasi dan tindak pidana akan diproses secara hukum.

Hingga pukul 19.00 WIB, situasi di Cisarua sudah kembali normal, puluhan warga yang mendatangi lokasi untuk melihat sudah pulang.

Kemacetan sudah berangsur surut, beberapa warga sekitar lokasi enggan memberikan pernyataan, mereka mengaku tidak mengetahui kejadian.

Peristiwa penyerbuan lokasi pembangunan Wisma BPK Penabur yang terletak di Kampung Kongsi Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor terjadi sekitar pukul 11.30 WIB.

Ratusan warga mengatasnamakan dirinya Komunitas Muslim Jalur Puncak menyerang proyek pembangunan wisma, warga membakar tiga unit bangunan, terdiri satu unit Direk kit, pos jaga dan pos tangki solar.

Warga juga membakar dua unit mobil milik pekerja, dan merusak satu mobil box. Tidak ketinggalan warga juga menghancurkan bedeng atau bilik tempat menginap para pekerja yang berjumlah dua unit, lalu menghancurkan alat berat berupa mesin molen dan menumpahkan cat.

Warga menolak pembangunan wisama karena khawatir pembangunan wisma digunakan sebagai pusat pendidikan dan peribadatan.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa, aksi warga juga tidak mendapat perlawanan. Usai menyerang lokasi proyek pembangunan, warga langsung pulang. (LR/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010