Timika (ANTARA News) - Saling serang antara dua kelompok warga, kelompok atas (Jalan Mambruk II) dan kelompok bawah (Tuni Kama), yang bertikai di Kwamki Lama, Timika, Papua, hingga Rabu petang tadi, membuat dua warga terluka parah terkena anak panah.

ANTARA melaporkan, saling serang menggunakan panah, parang dan tombak itu terjadi sejak pukul 05.30 WIT, dan setelah sempat mereda beberapa jam, sekitar pukul 16.00 WIT kedua kelompok kembali saling serang di areal hutan sekitar Kwamki Lama.

Agus Murib dan Tekiman Murib terluka parah setelah diterjang anak panah. Agus mengalami luka pada dada kanannya, sedangkan Tekiman luka pada dahinya. Mereka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika.

Salah satu tokoh masyarakat kelompok bawah (Tuni Kama), Yan Tinal mengatakan kelompoknya hanya menunggu keputusan kelompok atas apakah terus melanjutkan pertikaian atau berdamai.

"Kami hanya menunggu keputusan mereka. Kalau mereka serang, kami akan balas. Tapi kalau mereka mau berdamai, kami juga siap berdamai," ujar Tinal.

Guna mencegah jatuhnya korban dari warga lain seperti para tukang ojek dan sopir, semua kendaraan bermotor roda dua dan empat (kecuali mobil aparat keamanan) dilarang melintas di kawasan kelompok bawah di Kwamki Lama.

Hingga Rabu petang, puluhan polisi dari Polres Mimika dan Brimob Detazemen B Polda Papua terus berjaga di sekitar Kios Panjang Kwamki Lama dengan senjata lengkap untuk mencegah bentrokan lanjutan antara kedua kelompok itu.

Pertikaian berlangsung sejak 4 Januari lalu dan hingga saat ini telah menelan empat warga meninggal dunia, di mana satu korban diantaranya pelajar SMP YPPGI Abdiel Tinal Kwamki Lama.

Pertikaian kembali pecah Rabu pagi dipicu kematian Agus Kara Kinal, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jayapura, yang merupakan warga Jalan Mambruk II Kwamki Lama dan meninggal di Rumah Sakit Dian Harapan Waena Jayapura Selasa lalu (20/4).

Korban terkena panah saat bentrok dengan kelompok bawah 5 Januari lalu dan meski sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Masyarakat Timika dia akhirnya meninggal dunia setelah kembali ke Jayapura. (*)

E015/H-KWR/AR09

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010