Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan Indonesia tidak akan buru-buru menerapkan teknologi termutakhir dari GSM yakni LTE (Long Term Evolution).

"Indonesia tidak ingin ketinggalan menerapkan teknologi terbaru tersebut, namun kita memerlukan persiapan dalam implementasinya," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, untuk menerapkannya Indonesia memerlukan sejumlah prosedur terlebih dulu, termasuk untuk merancang regulasinya, namun meski tidak ingin terburu-buru tidak berarti pemerintah menghambat atau memperlambat teknologi tersebut masuk Indonesia.

"Semua perlu difinalisasi melalui langkah awal berupa regulasi," katanya.

Seperti halnya untuk teknologi 3G dan BWA yang telah diterapkan di Indonesia, pemerintah juga telah menerapkan berbagai regulasi sebelumnya.

Kemenkominfo juga menilai wajar bila GSM Asociation menawarkan implementasi LTE di Indonesia mengingat potensi pasar mobile broadband di tanah air masih sangat besar.

"Kami memiliki beberapa pertimbangan nasional untuk menerapkannya, salah satunya tentang aturan lokal konten," katanya.

Ia menekankan, Indonesia tidak ingin hanya menjadi pasar produk asing sehingga harus menerapkan aturan tingkat komponen dalam negeri, tapi ketentuan itu bukan untuk memanjakan industri dalam negeri.

"Kami juga memperhitungkan kompetisi tarif yang akan berlaku," katanya.

LTE merupakan siklus terakhir pengembangan teknologi data seluler dengan standar IEEE 802.20 sekaligus teknologi lanjutan pita lebar yang dapat digunakan untuk aplikasi data layanan bergerak dengan waktu respon yang lebih cepat dengan kecepatan puncak unduh data mencapai 173 Mpbs.

Analisis GSM Association memprediksi akan ada penambahan jaringan LTE untuk jasa komersial di akhir 2010. Dalam kurun waktu dua tahun, 97 operator di 49 negara berencana menyebarkan jaringan LTE. (*)

H016/S025/J006

Pewarta: handr
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010