Jambi (ANTARA News) - Sistem kapitalisme yang masih berlaku menjadi salah satu faktor penghambat daerah untuk swasembada, baik pangan maupun energi.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jambi, Irmansyah Herman di Jambi, Rabu mengatakan, selama ini daerah hanya menjadi korban kapitalisme, sebab semua komoditi dan energi yang dihasilkan dinikmati orang lain.

"Daerah, termasuk Provinsi Jambi hanya menghasilkan komoditi dan bukan barang jadi, sehingga nilai tambah dan nilai jual komoditi itu justru dinikmati pihak ketiga," katanya.

Untuk itu, ke depan apapun bentuk perusahaan yang didirikan di Jambi seperti perkebunan, pertanian, perikanan dan pertambangan harus mendirikan industri lanjutan atau industri hilir dengan aneka produk guna memberikan nilai tambah bagi pemasukan pendapatan masyarakat dan daerah.

Selama ini daerah hanya menghasilkan produk setengah jadi seperti minyak kelapa sawit (CPO), kulit kayu manis, karet, dan minyak mentah, sedangkan produk jadi diolah di daerah lain atau negara lain sehingga masyarakat tidak mendapatkan nilai tambah dan nilai jualnya.

Ke depan Pemprov Jambi menargetkan swasembada pangan dan energi dengan memacu dan menggerakkan semua sektor pendukung serta melibatkan semua pihak.

Diyakini swasembada pangan dan energi bisa terwujud, seperti pangan yang produksinya terus meningkat, karena Provinsi Jambi kaya akan potensi sumber daya alam.

Dalam mewujudkan swasembada pangan dan energi itu, semua sektor penunjang dan pendukung kini digerakkan agar mampu menghasilkan komoditi pangan dan energi, sehingga masyarakat nanti tidak lagi kesulitan pangan dan energi.

Diakuinya, Provinsi Jambi saat ini dalam memenuhi kebutuhan pangan, terutama beras sudah tidak tergantung dengan daerah lain, namun untuk energi, seperti listrik masih mengandalkan pasokan dari provinsi tetangga.

"Serjumlah daerah yang memiliki potensi pertambangan, khususnya batu bara, kini sudah mulai membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang bahan bakunya berasal dari batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah," kata Irmansyah Herman. (M037/K004)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010