Kupang (ANTARA News) - Lahan pertanian tanaman pangan seluas 94.603 hektare di 17 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur gagal panen menyusul kekeringan akibat curah hujan yang tidak menentu sejak Januari 2010.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Lapangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nikolaus Bala Nuhan, di Kupang, Rabu, mengatakan, data sementara itu yang diolah dari laporan tim pemantau masalah kekeringan ke 21 kabupaten/kota awal April.

Dia mengatakan, laporan tim pemantau menyebutkan 17 kabupaten mengalami gagal panen yang sangat parah.

Luas lahan pertanian yang gagal panen tersebut, katanya, terdapat di 1.223 desa di 161 kecamatan dengan jumlah rumah tangga petani mencapai 205.655 kepala keluarga (KK) atau 494 ribu 980 jiwa.

Lahan gagal panen tersebut meliputi, padi 22.995 hektare, jagung 59.518 hektare, umbi-imbian 8.135 hektare dan kacang-kacangan 3.995 hektare.

Nuhan menambahkan, dari 17 kabupaten/kota itu, yang mengalami kekeringan terparah berakibat pada gagal panen adalah Sumba Timur dengan luas lahan 19.712 hektare, Belu 9.854 hektare, dan Rote Ndao 8.858 hektare.

Menanggapi masalah tersebut, anggota Komisi D DPRD NTT, Kasintus Prolakmasi Ebu Tho, meminta pemerintah provinsi melakukan tindakan darurat untuk atasi kesulitan pangan, antara lain menyalurkan bantuan beras.

Ebu Tho mengatakan, dalam jangka panjang, pemerintah perlu mempercepat pelaksanaan proyek-proyek pembangunan dengan lebih mengarah pada padat karya, sehingga masyarakat dapat mengambil manfaat proyek-proyek tersebut untuk membeli pangan. (K006/K004)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010