Teheran (ANTARA News/Reuters) - Iran telah mengundang pemimpin Korea Utara Kim Jong-il untuk berkunjung ke republik Islam itu guna memajukan hubungan ekonomi kedua negara.

"Undangan itu dibuat dalam perjalanan wakil menlu yang memimpin urusan Asia dan Oceania (Mohammad Ali Fatollahi)," kata jurubicara kementerian luar negeri Ramin Mehmanparast kepada wartawan pada keterangan pers mingguan, ketika menjawab pertanyaan.

"Kami penuh harapan kunjungan itu akan terjadi ketika ada langkah maju dalam kerjasama antara kedua negara, pada khususnya di bidang ekonomi," ia menambahkan. Ia tidak memberikan perincian lagi.

AS mengkhawatirkan bahwa Iran dan Korea Utara akan menjadi negara-negara bersenjata nuklir.

Korea Utara telah meminta pengakuan internasional sebagai negara bersenjata nuklir, tapi beberapa pakar proliferasi mengatakan bahwa sementara Korut memiliki cukup plutonium untuk menghasilkan senjata, negara itu tidak memiliki kemampuan untuk menempatkan senjata tersebut di sebuah rudal.

Iran, yang tidak seperti Korea Utara, adalah anggota Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) nuklir, dapat menghadapi lagi sanksi PBB karena memperkaya uranium.

Teheran, salah satu penghasil minyak dan gas terbesar di dunia, menyatakan bahwa program atomnya untuk membangkitkan listrik, tapi Washington dan sekutunya mengkhawatirkan Iran ingin memperoleh kamampuan untuk membuat senjata nuklir.

Kim berada di China pekan ini dalam perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak yang diduga sakit stroke pada 2008. (S008/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010