Yogyakarta (ANTARA News) - Sri Mulyani Indrawati yang ditunjuk menjadi Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia harus tetap mengedepankan kepentingan nasional, sehingga Indonesia tidak terjebak dalam utang, kata pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ahmad Ma`ruf MSi.

"Penunjukan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai salah seorang pejabat Bank Dunia jangan sampai menjadi jalan mulus bagi Indonesia untuk kembali terjebak pada utang luar negeri," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, penunjukan Sri Mulyani tersebut diharapkan tidak menjadikan Indonesia kembali terjerumus dalam beban utang, karena saat ini utang sudah di atas wajar, termasuk utang domestik.

"Sri Mulyani diharapkan tidak membebani Indonesia dengan utang Bank Dunia. Saatnya Indonesia mulai mandiri dengan tidak mengandalkan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan nasional," katanya.

Ia mengatakan penunjukan Sri Mulyani itu diharapkan tidak mengindikasikan adanya kepentingan pencitraan atas kasus Bank Century dan skandal pajak, yang saat ini masih bergulir dan menjadi perhatian publik.

"Selain itu, juga diharapkan tidak mengindikasikan pemerintah yang masih menginginkan dana asing untuk membiayai pembangunan nasional," kata Direktur Eksekutif Institute for Public Policy and Economic Studies (Inspect) tersebut.

Presiden Bank Dunia Robert Zoellick telah mengumumkan penunjukan Sri Mulyani sebagai Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia yang akan membawahi tiga wilayah, yaitu Amerika Latin dan Karibia, Asia Pasifik, dan Afrika Utara.

Sri Mulyani akan bergabung dengan Bank Dunia pada 1 Juni 2010. Sri Mulyani dikabarkan akan menggantikan Juan Jose Daboub yang habis masa kerjanya pada 30 Juni 2010.(B015/M008)

Pewarta: mansy
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010