Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Malaysia mengadakan pertemuan kerja sama bilateral untuk menghalau isu negatif tentang kelapa sawit, kata Menteri Pertanian Suswono.

"Pertemuan itu dilakukan untuk menghadapi isu negatif yang menghambat perkembangan industri kelapa sawit kedua negara," katanya usai pertemuan "The Fifth Joint Committee Meeting on Bilateral Coorperation on Commodities Indonesia-Malaysia" di Yogyakarta, Kamis.

Dalam pertemuan itu, menurut dia, kedua negara sepakat bekerja sama dalam mengembangkan produk kelapa sawit, kakao, dan lada serta menangani isu negatif yang ada. Indonesia dan Malaysia merupakan produsen terbesar yang menguasai sekitar 85 persen produksi CPO dunia.

Ia mengatakan, jika bersatu, kedua negara itu bisa menjadi penentu harga. Namun, isu yang berhembus di Eropa menyebutkan industri kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia merusak hutan.

"Oleh karena itu, Indonesia dan Malaysia harus bekerja sama menghadapi kampanye negatif dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Eropa," katanya.

Menurut dia, dengan adanya kerja sama akan ada gugus tugas yang bekerja intensif untuk menyuarakan kepentingan bersama, bahwa produsen sawit telah melakukan praktik terbaik dalam pengembangan industri sawit lestari.

"Pemerintah Indonesia sudah sangat tegas dalam pembukaan lahan untuk perkebunan khususnya sektor sawit seperti regulasi soal pelarangan pembukaan lahan sawit di atas kedalaman tiga meter," katanya.

Sementara itu, Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia, Tan Sri Bernard Dompok mengatakan, Indonesia dan Malaysia sebagai dua produsen terbesar memiliki posisi yang kuat dalam Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).

"Namun, LSM yang melaporkan tuduhan negatif itu mungkin tidak mengetahui secara persis kondisi kedua negara dalam proses menanam kelapa sawit, sehingga organisasi pecinta lingkungan tidak mendapatkan informasi secara utuh dan benar," katanya.

(U.B015/S006/R009)

Pewarta: mansy
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010